Kepemimpinan Itu Ibarat Bersepeda, Tak Bisa Dipelajari Hanya Dengan Membaca, ia Harus Dipraktekkan.
Pemimpin yang hebat bukan pemimpin yang hanya fa- sih dalam berbicara, pandai berceramah dengan matriks-ma- triks yang terpancarkan dari layar power point lalu berteori. Bukan pula yang sibuk melakukan pencitraan sambil sesekali curhat dan mengajak mereka yang dipimpin untuk iku me- yakini bahwa ia sedang dizalimi. Pemimpin yang hebat, juga harus mampu merelisasikan visi yang dibuatnya.
Lalu, apa itu visi? Menurut Tony Buzan dalam Tho Power of Spiritual Intelegence, Visi yaitu kemampuan berfikir atau me rencanakan masa depan dengan baik dan imajinatif serta memperoleh gambaran tentang situasi di masa mendatang. Pendeknya, visi merupakan keinginan pemimpin yang bersi- fat ideal dan menentukan keadaan di masa depan.Visi meru- pakan gagasan sebagai lompatan awal ke masa depan. banyak sudah teori tentang kepemimpinan, pun tak sedikit materi-materi tentang kepemimpinan disampaikan dalam fo- rum ilmiah, seminar, maupun pelatihan, namun kita sering- kali masih “salah sangka” menyamakan pemimpin dengan presiden, menteri, gebernur dan seterusnya, menyamakan pemimpin dengan jabatan yang disandang.
Kita berfikir bahwa pemimpin dalam suatu organisasi adalah orang-orang yang berada di posisi puncak, ini adalah kesalahan cara pikir yang mendasar dan mengesampingkan potensi mereka yang berada di dalam organisasi yang sama untuk menjadi pemimpin. Karena sebenarnya siapapun yang sanggup menjadi pengendali dialah pemimpin, bukan saja mampu mengarahkan bawahan tetapi juga bisa mempenga- ruhi atasan. Menjadi pemimpin bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, ia harus melewati sebuah proses panjang. Orang-orang harus tahu siapa yang memimpin dan apa
yang diperjuangkannya sebelum menyetujui untuk dipimpin. Kepemimpinan adalah kesepakatan, karena letak keberhasi- lan sebuah organisasi lebih banyak bertumpu pada siapa yang memegang kendali kepemimpinannya. . **Ada beberapa prasyarat kepemimpinan di anggap berhasil;
*Pertama, pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan seni atau cara agar orang lain me- mahami maksud kita, mendengar aktif merupakan titik pusat komunikasi, tingkatan ini lebih efektif digunakan untuk mem bantu memecahkan masalah. Tujuannya membantu lawan bicara untuk menemukan solusi atas masalahnya sendiri dan menciptakan hubungan yang lebih akrab, hangat dan humble.
*Kedua, mampu mewujudkan senergi. Sinergi bukanlah men- tolelir perbedaan. Sinergi adalah memanfaatkan perbedaan, kerjasama, keterbukaan, menemukan cara-cara baru (inovasi) yang lebih baik.
*Ketiga, mampu membentuk tim yang solid. Tim ini bisa di- bentuk jika seorang pemimpin memahami kemampuan dan pengetahuan mereka yang dipimpin, menempatkan mereka pada posisi yang paling tepat dan membebaskan mereka un- tuk mengembangkan kreativitas sesuai dengan kemampuan.
*Keempat, pemimpin yang berhasil bukanlah pemimpin yang hanya bisa melakukan rekruitmen pengikut tetapi juga mam- pu menciptakan pemimpin-pemimpin baru, dalam bahasa kita kaderisasi. Pemimpin yang tak memperkuat barisan pe- ngikutnya serta mempersiapkan pemimpin berikutnya adalah pemimpin yang gagal. Pemimpin yang berhasil tak pernah takut dengan potensi mereka yang dipimpin. Justru sebalik- nya, ia akan berusaha menciptakan sebanyak mungkin calon- calon pemimpin, sementara ia terus maju untuk mengem- bangkan diri.
*Kelima, pemimpin harus mampu menjadi inspirasi bagi yang dipimpin membuat standar dan menjadi contoh bagi anak buahnya, ia akan terus menerus meng-update informasi, tidak pelit membagi pengalaman dan taat kepada peraturan yang dibuat sendiri. Pemimpin yang inspiratif, selalu menunjuk kan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan.
Orang jepang menyebut sikap otentik ini dengan istilah makoto, artinya sungguh-sungguh, tanpa kepura-puraan, Nurcholis Madjid men- nyebut pemimpin seperti ini sebagai lambang harapan bersama, sumber kesadaran arah dan sumber kesadaran tujuan. Dan kunci dari kelima hal itu adalah bagaiman pemimpin mampu melibatkan diri pada situasi dan orang-orang yang di- pimpin. Bukan bersikap seolah-olah Dewa yang turun dari langit yang membawa jawaban atas semua persoalan. Walhasil, menjadi pemimpin yang berhasil itu sebenarnya tidak sulit, tidak perlu tahu dan faham semua teori tentang ke- pemimpinan termasuk apa yang ditulis pada paper ini, cukup ambil pensil dan kertas dan lakukan empat tahapan berikut ini; pertama, catat apa yang baik dan yang kita sukai dari pemimpin-pemimpin kita. Kedua, kerjakan itu. Ketiga, catat apa yang tidak kita sukai dan keempat, jahui itu ! Wallahu‘alam..... .