Puasa Mengontrol Diri
Di sinilah fungsi utama disyari’atkan puasa. Puasa Ramadhan merupakan sarana latihan yang sangat hebat dalam keimanan dan ketaqwaan, selama ramadhan inilah kaum muslim berlatih mengendalikan hawa nafsunya,se- cara fiqh definisi puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual anatara suami dan istri sejak terbitnya fajar shodiq hingga terbenamnya matahari karena Allah. Jadi dalam sudut pandang hu- kum Islam ada dua unsur penting dalam ibadah puasa yaitu niat karena Allah dan menahan diri dari makan, minum serta hubungan seksual de- ngan suami atau istri. Namun perlu di ketahui bahwa penyebutan tiga hal itu sebenarnya merupakan representatif pokok dari hawa nafsu secara menyeluruh yang terdapat pada diri manusia. Seperti di sabdakan oleh rosululloh: Manusia pada umumnya dirusak oleh dua hal: 1. Perut 2. yang di bawah perut. Perut adalah representasi nafsu makan minum, dan di bawah perut adalah representatif hawa nafsu kebutuhan biologis manu- sia. Sehingga puasa sesungguhnya bukanlah sekedar tidak makan minum serta hubungan seksual, tapi yang terpenting adalah melatih diri dalam melakukan kontrol terhadap segala macam godaan hawa nafsu pada diri kita. Pengontrolan ini sesungguhnya merupakan bentuk jihad besar se- bagaiman yang disinyalir oleh Rosululloh kepada para sahabat setelah se- lesai melakukan perang badar, jihad yang diistilahkan sebagai jihad akbar karena menjadi basis semua jihad yang lain.
Sebagaimana telah disepakati para ulama bahwa puasa yang benar bukan sekedar menahan dari makan, minum dan hubungan seksual, tetapi lidah mata, telinga & semua anggota badan harus juga melakukan puasa dari per- buatan yang terlarang, kedua mata ha- rus suci dari memandang hal-hal yang haram. Lidah harus suci dari dusta, adu domba, ghibah dan lainya, kedua teli- nga harus suci mendengar suara, lagu & perkataan yang buruk. Kita berpu- asa dengan menahan diri dari apa yang dihalalkan Allah, berupa makanan dan minuman, Namun kita melahap apa- apa yang diharamkan Allah berupa mak siat. Sabda Rosululloh “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapat- an dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga”. (HR. Ibnu Majjah, An Nasa’i)
Bonus Berpuasa
Allah telah menghususkan ibadah puasa dari ibadah ibadah yang lainnya, hal telah di paparkan secara detail oleh iIma Ghozali dalam karyanya kitab ihya’ ulumuddin di antaranya : . 1.) Puasa merupakan seperempat kesempurnaan iman seseorang. 2.) Pahala Puasa tidak terbatas dengan hitungan angka ?? ???? ???? ?????? ??? ??????? ??? ????????? ???? ?? ???? ???? ?? “??? ??? ???? ?????”???? ???? ???????? ????? ???? ????”. 3.) Bau mulut orang berpuasa akan di ganti dengan wanginya misik di hadapan Allah. ??? ??? ???? ???? ???? “????? ???? ???? ????? ?? ?????? ???? ??????? ?? ??? ????? 4.) Orang puasa diberikan surga yang istimewa 5.) Kebahagiaan berpuasa di dunia dan di akhirat 6.) Puasa Menjadi Pintu Ibadah ??? ??? ??? ???? ??????? ????? .
Menundukkan Hawa Nafsu
Sesungguhnya ibadah puasa ramadhan adalah sebagai sarana latihan menundukkan dan mengendalikan hawa nafsu sehingga ia bisa tunduk untuk dikendalikan dan diarahkan menuju ketaqwaan sehingga membawa manusia kepada kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat. Karena pada dasarnya nafsu selalu mengajak kepa- da keburukan, hal ini sesuai dengan tujuan dari ibadah puasa yaitu “la’allakum tattaqun” yang artinya : agar kamu sekalian bertaqwa. Ada riwayat sebagaimana disebutkan dalam kitab durrotun nashihin bahwa disyariatkan nya puasa adalah setelah Allah menciptakan hawa nafsu : Allah telah menciptakan akal, maka Allah berfirman: “wahai akal menghadaplah engkau” maka akalpun menghadap ke hadapan Allah, kemudian Allah berfirman: “wa- hai akal berbaliklah engkau !” akal pun berbalik. Kemudian Allah berfirman lagi :”wahai akal, siapakan Aku ?”akal pun berkata: “Engkau adalah tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang lemah”. Lalu Allah berfirman: “Wahai akal, tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau”. Setelah itu Allah mencip- takan nafsu, dan berfirman kepadanya:” Wahai nafsu, menghadaplah kamu !”. Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah berfirman lagi: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Nafsu berkata:“Aku ada- lah aku dan Engkau adalah Engkau”. Setelah itu Allah menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkanya . Kemudian Allah berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Lalu nafsu berkata “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau”. Allah menyiksa nafsu itu dalam neraka juu’ selam 100 tahun. Sete- lah dikeluarkan Allah berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata “Aku adalah hambaMu dan Engkau adalah Tuhnaku”. Diterangkan dalam kitab tersebut bahwa dengan sebab itu- lah maka Allah mewajibkan puasa, dari kisah itu dapatlah kita pahami bahwa hawa nafsu itu adalah sangat jahat nakal dan semaunya sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita pandai mengawal dan mengendalikan nafsu, jangan sampai membiarkan hawa nafsu itu mengawal dan mengendalikan kita, sebab kalau dia yang mengawal dan me- ngendalikan diri kita maka kita akan menjadi musnah dan binasa, sebagaimana yang disampaikan Imam ghozali dalam ihya’nya :” Puasa akan mengalahkan kekuatan, menghancurkan serangan hawa nafsu yang merupakan sen- jatanya setan musuh Allah”. Bisa dimaklumi ketika kembali dari satu peperangan yang dahsyat yaitu perang badar melawan kaum musyrikin Rasulullah SAW tiba-tiba bersabda di tengah-tengah para sahabat : “Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar”. Sahabat terkejut dan bertanya, “peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? “Beliau menjawab,”Peperangan melawan hawa nafsu.” Menurut hemat penulis, Rosulullah bukan bermaksud meremehkan perang jihad melawan orang-orang kafir. Karena Rosulullah sendiri telah bersabda melakukan jihad adalah salah satu amalan syari’at yang utama.
Beliau hanya ingin mengingatkan kepada kita bahwa masih ada musuh lagi yang tersembunyi dalam aliran darah kita yaitu hawa nafsu. Kalau kita tidak waspada dengan musuh itu, kemudian ia mengendalikan dan me- nguasai diri kita maka kita akan terjerumus kedalam kehinaan, kebinasaan dan kesengsaraan. Kalau dipikir me- mang logis, kita lihat betapa banyak manusia tergelincir dari kejayaanya karena hawa nafsu sendiri. Para pemim pin karismatik dan terhormat, terjungkal ke dalam jurang kehinaan karena hawa nafsunya. Banyak orang kaya dan berharta juga terbalik jatuh kedalam jurang kebangkrutan karena hawa nafsu yang tidak terkendalikan. Tidak jarang, ilmuan dan agamawan sekalipun, juga berjatuhan karena hawa nafsu mereka. Dan ini dikuatkan lagi sabda Rasulullah: “Musuh yang paling memusuhi kamu adalah nafsu yang ada di antara dua lambungmu”