Oleh : Ahyar
حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ
الْإِيْمَانِ “cinta negeri adalah sebagian dari iman”
Hadist
tersebut merupakan Hadist yang menggambarkan Islam sebagai Agama yang sangat
menjunjung tinggi pemeluknya agar memiliki jiwa nasionalis. Islam tak pernah
melepaskan perananya dalam sebuah tata negara, seperti halnya tercapainya
kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peranan Islam sebagai Agama Mayoritas.
Tokoh-tokoh dari kalangan Islam pun bermunculan sebagai tokoh penggerak
revolusi Indonesia melawan penjajahan kolonial. Bahkan pergerakan perjuangan
bangsa Indonesia yang nyata melawan dominasi Politik, Ekonomi, Pendidikan
kolonial Belanda berasal dari perhimpunan Islam dalam bidang Ekonomi yang di
galang oleh H. Samahudi bernama Sarikat Dagang Islam (SDI) yang dalam
berjalanya waktu cakupanya di perluas menjadi sebuah partai untuk melawan
dominasi Politik penjajah Belanda menjadi Sarikat Islam (SI) yang di pelopori
oleh HOS Cokroaminoto, hingga menjadi organisasi Revormis yang menantang
kebijakan tanam paksa dari pemerintahan Hindia-Belanda pada saat itu.
Kemudian dari kalangan pesantren muncul Organisasi-organisasi
seperti Hizbullah, Sabillahyang mewadahi Santri dan Kiya’i dalam bidang
militer, kemudian adalagi organisasi Nahdlatul Tujjar, Nahdlatul Wathon,
Tafkirul Afkar yang masing-masing mewadahi santri dalam bidang Ekonomi,
Pergerakan Kemerdekaan dan Intelektual dengan tokoh penggagasnya seperti K.H
Wahab Hasbullah, K.H As’ad Syamsul Arifin, K.H Hasyim Asy’ari dan tokoh-tokoh
Islam lainya.
Itu membuktikan bahwa peran Islam terutama para kaum santri tidak
sedikit dalam menunjang kemerdekaan Indonesia. Peran Islam yang lebih patriot
lagi adalah peristiwa 10 November di Hotel Yamato Surabaya, di mana para umat
Islam terutama kalangan santri berjihad Fi Sabilillahuntuk mengusir
penjajah. Sekilas cerita, pada saat itu Inggris yang bersekongkol dengan Belanda
yang ingin menduduki Indonesia kembali yang sudah merdeka mengeluarkan
kebijakan agar para aktifis kemerdekaan menyerahkan diri dan para penduduk yang
memiliki senjata agar menyerahkan senjatanya. Tapi oleh K.H Hsyim Asy’ari
menentang kebijakan tersebut, dan akhirnya mengeluarkan fatwa yang terkenal
sebagai Resolusi Jihad bahwa Fardlu Ain untuk melawan penjajah bagi setiap umat
Islam dalam radius 94 KM dan akhirnya pertempuran di Hotel Yamato di menagkan
oleh para pejuang Islam.
Dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara juga tak terlepas
dari tukoh-tokoh Islam, karena lima dasar Pancasila yangdi usulkan Ir. Soekarno
dalam sidang BPUPKI dan di terimanya refisi sila pertama Pancasila agar bisa
menjadi asas yang bisa di terima semua agama yang ada di Indonesia juga melalui
nasehat dari K.H Hasyim Asy’ari. Pasca kemerdekaan peran tokoh-tokoh Islam pun
sangat signifikan dalam menjaga Integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kabinet pertama Indonesia bentukan Sultan Syahrir tokoh-tokoh Islam pun
mewarnai dari golongan Masyumi yang pada saat itu menjadi partai Islam dari
koalisi organisasi-organisasi Islam seperti NU dan Muhamaddiyah, Dan setelah
Indonesia benar-benar mendapat pengakuan Internasional atas kemerdekaanya
melalui Konfrensi Meja Bundar di Den Hag Belanda pada bulan Desember tahun
1949, kabinet bentukan Hatta dalam
Replubik Indonesia Serikat tokoh-tokoh Islam masih mendominasi semisal K.H
Wahid Hasyim sebagai mentri Agama dan Abu Hanifah sebagai mentri Pendidikan dan
lain sebagainya.
Walaupun nama Islam sempat tercoret oleh pemberontakan DI/TII
pimpinan Kartosuwiryo di Yogyakarta yang ingin menjadikan Indonesia sebagai
negara Islam yang berasaskan Syariat Islam. tapi hal tersebut dapat di redam.
Dalam pemberontakan yang di lakukan PKI pada 29 September peran Islam untuk
meredam pemberontakan tersebut sangat signifikan, di daerah pedesaan para
pemuda yang tergabung dalam Ansor melakukan perlawanan dengan membunuh para
Komunis yang ingin mengganti kedaulatan Pancasila sebagai asas utama NKRI
dengan Faham Sosialis Komunis yang di bawa dari Uni Soviet.
Nahhhh... itu kilasan sejarah tentang peran Islam dalam menunjang
kedigdayaan NKRI, semoga bisa menjadi pengetahuan baru bagi kita semua dan
lebih bisa memupuk rasa Nasionalisme kita kepada Bangsa Indonesia, lebih-lebih
kita adalah Santri, Santri yang identik dengan Jiwa Nasionalisme yang
Tinggi...!!!