SELAMAT DATANG DI BLOG Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Lasem

Kamis, 02 Januari 2014

“PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL”

“PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL”       
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) genersi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus. Atau kita jarang (belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak mengganggu orang lain baik kata- yang diucapkan dan perilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan ma- hasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat. Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala pemasalahan baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan prahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi, sehingga kapan krisis multidimensi ini akan berakhir belum ada tanda-tandanya.                           
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL          
Kita dan saya sebagai Generaasi Muda sangat prihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesia saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan genarasi penerus yang bermoral, beretika, sopan santun, beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME perlu dilakukan hal-hal yang memungkinkan hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.
Petama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataannya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul, dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari pada apa yang telah pendidikan sumbangkan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa, apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional selama ini. Pendidikan Nasional selama ini telah mengenyamping- kan banyak hal, seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur berakhlaq mulia, tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Pendidikan Nasional yang bermoral yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral, dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewa- saan, berbudi luhur dan bertanggung jawab, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada keluarga, setelah menyelesaikan pendidikannya. Dengan kata lain proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Seorang pendidik harus menunjukkan sifat-sifat yang terpuji di depan anak didiknya.
Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pen- didikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah anggaran pendidikan dan fasilitas di lengkapi, namun kalau pendidik dan birokrat pendidikan belum memiliki sifat diatas, rasanya perubahan tersebut akan sia-sia, implementasi di la- pangan akan akan jauh dari yang di harapkan dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang  ini.
Ketiga, Berlaku adil dan hilangkan perbedaan. Contoh, pada jenjang SD masih banyak guru yang menunjuk murid dengan melihat dari sisi kepintaran dan kekayaan wali murid dan mengabaikan yang lain. Dengan contoh tersebut memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Kalau membuat perbedaan, buatlah yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral dan bertanggung jawab. Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral dan bertanggung jawab. Konsekuensinya, se- mua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda, jangan hanya menuntut kepada generasi muda saja untuk berparilaku jujur bertanggung jawab dan lain sebagainya.