SELAMAT DATANG DI BLOG Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Lasem

Senin, 06 Januari 2014

Sejarah IPNU IPPNU

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA IPNU adalah salah satu organisasi pelajar terbesar di indonesia,peran dan kiprahnya dalam membangun bangsa indonesia telah mendapat pengakuan banyak pihak, baik dari internal NU maupun dari pihak luar. IPNU lahir pada taggal 24 Februari 1954/20 Jumadil Akhir 1373 di semarang atau bertepatan dengan digelarnya Konbes Ma’arif NU. Pelopor berdirinya IPNU adalah : M. Sufyan Cholil (mahasiswa UGM),H. Mustofa (solo), Abdul Ghoni Farida (semarang).Cikal bakal IPNU berawal lahirnya :Tsamrotul Mustafidzin (1936), Persatoean Santri NO. PERSANO(1939),Persatoean Moerid NO. PAMNO (1941), Ijtimauth Tholabiyyah (1945), Ijtimauth Tholabah NO (1946), Persatuan Pelajar NO. PERPENO (1954), Ikatan Pelajar NO IPENO (1945), Ikatan Moerid Nahdlatul Oelama IMNO (1945), Subbanul Muslimin,hanya saja organ-organ tersebut belum tersatukan secara nasional sehingga corak dan warna gerakanya masih bersikap lokal kedaerahan. Tanggal 30 April - 1 Mei 1954 IPNU menggelar Konferensi segi 5 di solo yang diikuti dari perwakilan Jogjakarta, Semarang, Solo, Jombang dan Kediri. Konferensi ini berhasil merumuskan asas organisasi aswaja dan tujuan organisasi, yaitu mengemban risalah Islamiyyah mendorong kualitas pendidikan dan mengkonsolidir pelajar, konfrensi ini juga menetapkan M. Tolhah Mansur sebagai ketua umum pertama. Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 IPNU menggelar Muktamar I di malang, diikuti oleh 30 cabang dan beberapa utusan pondok pesantren. Pada muktamar ini sejarah baru tercipta, IPPNU lahir tepatnya pada tanggal 2 Maret 1955. Tanggal 1-5 Januari 1957 IPNU menggelar muktamar II di pekalongan, hasil yang di capai dalam muktamar ini adalah pengembangan konsolidasi organisasi, pengembangan cabang- cabang ke luar jawa dan pesantren. Tanggal 27 Desember 1958 -2 Januari 1959 IPNU menggelar muktamar III di Cirebon Jawa Barat, selain soal krisis politik dan ekonomi nasional pengembangan cabang masih menjadi prioritas bahasan, dalam muktamar muncul gagasan pembentukan departemen perguruan sebagai embrio berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Tanggal 11-14 Februari 1961 digelar Muktamar IV di Jogjakarta, muktamar ini menghasilkan 9 progam kerja dan rekomendasi pemantapan pendirian PMII, pergantian istilah muktamar menjadi kongres, finalisasi lambang IPNU dan sebagainya. Kongres V dilaksanakan di Purwokerto pada juli 1963, dalam kongres ini diputuskan peneguhan iden- titas NU dalam IPNU untuk selamanya. Hal ini di lakukan karena muncul gagasan adanya kontrofersial untuk menghilangkan NU dalam akronim IPNU. Kongres VI dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 20-24 Agustus 1966, situasi politik dalam negeri yang sedang panas-panasnya mengharuskan IPNU mengkonsolidir sayab militernya yaitu Corb Brigade Pembangunan(CBP). Melalui kongres ini di rumuskan penguatan organ dengan sebutan gerakan penguatan ranting, perencanaan pelatihan, pembinaan kader & sosialisasi Aswaja, di samping itu juga memutuskan kantor pusat IPNU pindah dari Jogjakarta ke Jakarta. Kongres VII dilaksanakan di Semarang pada tanggal 20- 25 Agustus 1970, selain berbagai keputusan internal kongres juga memberikan respon politik terhadap Orde Baru yang menunjukkan watak otoriter yang birokratiknya kongres ini juga mengkritisi militerisme desakan menaikkan anggaran pendidikan sampai 75 % dalam APBN. Kongres VIII dilaksakan pada tanggal 26-30 desember 1976 di wisma Ciliwung Jakarta, pelaksanaan kongres terlambat sebagai impli- kasi penjinakan yang dilakukan oleh orde baru, selain penyempurnaan PDPRT dan perumusan program kerja pada kongres ini juga dibangun aliansi setrategis antar pelajar. Kongres IX dilaksanakan di Cirebon pada tanggal 20-25 Januari 1981, Kongres ini menghasilakn berbagai keputusan penting menyangkut pola program organisasi,penguatan pelatihan, pengesahan pedoman pegkaderan dan sebagainya. Sempat tersendat - sendat IPNU akhirnya berhasil menyelenggarakan Kongres X di Pondok Pesantren Manbaul Ma’arif Denanyar Jombang pada tanggal 29-31 Januari 1988, kongres ini mencatat sejarah penting yaitumengubah singkatan pelajar menjadi Ikatan Putra NU,langkah ini diambil sebagai upaya untuk menyesuaikan UU no.8 1985 tetang keormasan, melalui undang undang itu pemerintah melarang keberadaan organisasi pelajar kecuali OSIS. Kongres XI diselenggarakan di Lasem Rembang pada tahun 1992 dengan menghasilkan langkah-langkah setrategis IPNU untuk memberdayakan pelajar dan remaja pada umumnya. Kongres XII di Garut jawa barat pada tanggal 10-14 juli 1996, melalui kongres ini periode pimpinan pusat dari 5 tahun menjadi 4 tahun,usia maximum yang awalnya 32 tahun menjadi 35 tahun. Kongres XIII dilaksanakan di Makasar pada tanggal 22-26 Maret 2000 di hadiri oleh presidan Gus Dur, hal yang monumental dalam kongres ini adalah lahirnya deklarasi makasar yang menguakan basis IPNU pada pelajar dan santri, setelah kongres ini IPNU melakukan gebrakan dengan mendirikan komisariat di sekolah, pesantren dan perguruan tinggi. Kongres XIV IPNU dilaksanakan pada tanggal 18-21 Juni 2003 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, kongres terakhir ini menorehkan catatan sejarah maha penting dalam perjalanan IPNU, yaitu mengubah IPNU ke khithahnya IPNU berubah menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.Keputusan kembali ke pelajar diperkuat dalam Kongres XV IPNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada tanggal 9-12 Juni 2006, satu hal yang terasa menonjol dari kepengurusan IPNU pada periode ini adalah karya jurnalistik dan penerbitan. Kongres ke XVI dilaksanakan di PP Al Hikmah 2 Brebes Jawa Tengah pada tanggal 19-22 Juni 2009. Kongres IPNU XVII diselenggarakan di Asrama Haji Palembang, Sumatera Selatan, pada 30 November - 4 Desember 2012, mengangkat tema Pendidikan untuk Kemandirian Bangsa. Diangkatnya tema tersebut, kerena kemandirian sangatlah dibutuhkan oleh bangsa ini ditengah keterpurukan, kondisi kita di hampir semua level kehdupan. Salah satu faktor utama adalah tidak adanya independensi mengelola nasib bangsa sendiri.

Minggu, 05 Januari 2014

Pemuda Pinangka Sakaning Bangsa

   Kito enget dumateng salah setunggaling ungkapan pujangga muslim, inggih meniko :       ??? ?? ?????????? ?????????, ??? ??????? ?????? “saktemene ono ing tanganmu wahai pemuda urusaning Negara, lan ono ing telapak sikilmu urusaning uriping bangsa” saking satunggaling ungkapan meniko, kito mangertos bilih para pemuda meniko nggadahi tanggel jawab ingkang ageng tumerap majeng munduripun Negari pramilo meniko para pemuda kedah cancut tali wondo, nyiapaken : ilmu pengetahuan lan teknologi ingkang cekap, iman lan taqwa ingkang kuat, saka akhlaqul karimah  ingkang kokoh. Amargi kanti  persiapan ingkang mateng wiwit sumangke tentu badhe munculaken generasi-generasi muda ingkang kiat saha  tangguh,..... tangguh ilmunipun, tangguh imanipun, saha tangguh akhlaqipun. lan tentu pemuda-pemuda meniko  badhe dados generasi muda ingkang siap dados sakanipun bangsa, dados generasi bangsa, dados generasi muda ingkang aktif nindaaken pembangunan Negara lan bangsa, tumuju dados Negari ingkang  ????? ?????? ????? ????   “Negari ingkang gemah ripah loh jinawe, tata titi tentrem, karta raharja tut wuri handayani”.  Saking uraian  meniko kito saget narik intisarinipun : - bilih pemuda dados kunci penting kangge nyepeng kasil mbotenipun pembangunan - bilih tiap geraipun pemuda minongko dados sumber kekiatan kangge kasilipun pembangunan - langkung-langkung pemuda dipun harapaken saget dados pemimpin ingkang mumpuni ilmu lan budipekertinipun.  

“ PUASA DAN KEAJAIBANNYA ”

Puasa Mengontrol Diri
 Di sinilah fungsi utama disyari’atkan puasa. Puasa Ramadhan merupakan sarana latihan yang sangat hebat dalam keimanan dan ketaqwaan, selama ramadhan inilah kaum muslim berlatih mengendalikan hawa nafsunya,se- cara fiqh definisi puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual anatara suami dan istri sejak terbitnya fajar shodiq hingga terbenamnya matahari karena Allah. Jadi dalam sudut pandang hu- kum Islam ada dua unsur penting dalam ibadah puasa yaitu niat karena Allah dan menahan diri dari makan, minum serta hubungan seksual de- ngan suami atau istri. Namun perlu di ketahui bahwa penyebutan tiga hal itu sebenarnya merupakan representatif pokok dari hawa nafsu secara menyeluruh yang terdapat pada diri manusia. Seperti di sabdakan oleh rosululloh: Manusia pada umumnya dirusak oleh dua hal: 1. Perut 2. yang di bawah perut. Perut adalah representasi nafsu makan minum, dan di bawah perut adalah representatif hawa nafsu kebutuhan biologis manu- sia. Sehingga puasa sesungguhnya bukanlah sekedar tidak makan minum serta hubungan seksual, tapi yang terpenting adalah melatih diri dalam melakukan kontrol terhadap segala macam godaan hawa nafsu pada diri kita. Pengontrolan ini sesungguhnya merupakan bentuk jihad besar se- bagaiman yang disinyalir oleh Rosululloh kepada para sahabat setelah se- lesai melakukan perang badar, jihad yang diistilahkan sebagai jihad akbar karena menjadi basis semua jihad yang lain.
Sebagaimana telah disepakati para ulama bahwa puasa yang benar bukan sekedar menahan dari makan, minum dan hubungan seksual, tetapi lidah mata, telinga & semua anggota badan harus juga melakukan puasa dari per- buatan yang terlarang, kedua mata ha- rus suci dari memandang hal-hal yang haram. Lidah harus suci dari dusta, adu domba, ghibah dan lainya, kedua teli- nga harus suci mendengar suara, lagu & perkataan yang buruk. Kita berpu- asa dengan menahan diri dari apa yang dihalalkan Allah, berupa makanan dan minuman, Namun kita melahap apa- apa yang diharamkan Allah berupa mak siat. Sabda Rosululloh “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapat- an dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga”. (HR. Ibnu Majjah, An Nasa’i)
 Bonus Berpuasa 
 Allah telah menghususkan ibadah puasa dari ibadah ibadah yang lainnya, hal telah di paparkan secara detail oleh iIma Ghozali dalam karyanya kitab ihya’ ulumuddin di antaranya :         .    1.) Puasa merupakan seperempat kesempurnaan iman seseorang. 2.) Pahala Puasa tidak terbatas dengan hitungan angka ?? ???? ???? ?????? ??? ??????? ??? ????????? ???? ?? ???? ???? ?? “??? ??? ???? ?????”???? ???? ???????? ?????  ???? ????”. 3.) Bau mulut orang berpuasa akan di ganti dengan wanginya misik di hadapan Allah. ??? ??? ????  ???? ???? “????? ???? ???? ????? ?? ?????? ???? ??????? ?? ??? ?????  4.) Orang puasa diberikan surga yang istimewa 5.) Kebahagiaan berpuasa di dunia dan di akhirat 6.) Puasa Menjadi Pintu Ibadah ??? ??? ??? ???? ??????? ????? .

Menundukkan Hawa Nafsu
 Sesungguhnya ibadah puasa ramadhan adalah sebagai sarana latihan menundukkan dan mengendalikan hawa nafsu sehingga ia bisa tunduk untuk dikendalikan dan diarahkan menuju ketaqwaan sehingga membawa manusia kepada kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat. Karena pada dasarnya nafsu selalu mengajak kepa- da keburukan, hal ini sesuai dengan tujuan dari ibadah puasa yaitu “la’allakum tattaqun” yang artinya : agar kamu sekalian bertaqwa. Ada riwayat sebagaimana disebutkan dalam kitab durrotun nashihin bahwa disyariatkan nya puasa adalah setelah Allah menciptakan hawa nafsu : Allah telah menciptakan akal, maka Allah berfirman: “wahai akal menghadaplah engkau” maka akalpun menghadap ke hadapan Allah, kemudian Allah berfirman: “wa- hai akal berbaliklah engkau !” akal pun berbalik. Kemudian Allah berfirman lagi :”wahai akal, siapakan Aku ?”akal pun berkata: “Engkau adalah tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang lemah”. Lalu Allah berfirman: “Wahai akal, tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia  daripada engkau”. Setelah itu Allah mencip- takan nafsu, dan berfirman kepadanya:” Wahai nafsu, menghadaplah kamu !”. Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah berfirman lagi: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Nafsu berkata:“Aku ada- lah aku dan Engkau adalah Engkau”. Setelah itu Allah menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkanya . Kemudian Allah berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?” Lalu nafsu berkata “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau”. Allah menyiksa nafsu itu dalam neraka juu’ selam 100 tahun. Sete- lah dikeluarkan Allah berfirman: “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata “Aku adalah hambaMu dan Engkau adalah Tuhnaku”. Diterangkan dalam kitab tersebut bahwa dengan sebab itu- lah maka Allah mewajibkan puasa, dari kisah itu dapatlah kita pahami  bahwa hawa nafsu itu adalah sangat jahat nakal dan semaunya sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita pandai mengawal dan mengendalikan nafsu, jangan sampai membiarkan hawa nafsu itu mengawal dan mengendalikan kita, sebab kalau dia yang mengawal dan me- ngendalikan diri kita maka kita akan menjadi musnah dan binasa, sebagaimana yang disampaikan Imam ghozali dalam ihya’nya :” Puasa akan mengalahkan kekuatan, menghancurkan serangan hawa nafsu yang merupakan sen- jatanya setan musuh Allah”.  Bisa dimaklumi ketika kembali dari satu peperangan yang dahsyat yaitu perang badar melawan kaum musyrikin Rasulullah SAW tiba-tiba bersabda di tengah-tengah para sahabat : “Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar”. Sahabat terkejut dan bertanya, “peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? “Beliau menjawab,”Peperangan melawan hawa nafsu.”       Menurut hemat penulis, Rosulullah bukan bermaksud meremehkan perang jihad melawan orang-orang kafir. Karena Rosulullah sendiri telah bersabda melakukan jihad adalah salah satu amalan syari’at yang utama.
       Beliau hanya ingin mengingatkan kepada kita bahwa masih ada musuh lagi yang tersembunyi dalam aliran darah kita yaitu hawa nafsu. Kalau kita tidak waspada dengan musuh itu, kemudian ia mengendalikan dan me- nguasai diri kita maka kita akan terjerumus kedalam kehinaan, kebinasaan dan kesengsaraan. Kalau dipikir me- mang logis, kita lihat betapa banyak manusia tergelincir dari kejayaanya karena hawa nafsu sendiri. Para pemim pin karismatik dan terhormat, terjungkal ke dalam jurang kehinaan karena hawa nafsunya. Banyak orang kaya dan berharta juga terbalik jatuh kedalam jurang kebangkrutan karena hawa nafsu yang tidak terkendalikan. Tidak jarang, ilmuan dan agamawan sekalipun, juga berjatuhan karena hawa nafsu mereka. Dan ini dikuatkan lagi sabda Rasulullah: “Musuh yang paling memusuhi kamu adalah nafsu yang ada di antara dua lambungmu”

Organisasi Dalam Islam

          Kita tahu bahwa keberaaan organisasi Islam yang menangani social kemasyarakatan adalah sesuatu yang urgen dan logis, disamping hal itu sebagai tuntutan syara’. Sebab karakter dan manhaj Islam mencakup seluruh sendi-sendi kehidupan memang menuntut berdirinya organisasi yang dibangun berasaskan Islam berikut akidah- nya, itulah yang harus menjadi sumber seluruh visi misi organisasi. Organisasi seperti inilah yang di harapkan mampu menjaga citra serta etika Islam, mampu menarik hati masyarakat sehingga mereka terlindungi dari teka- nan berbagai kelompok masyarakat yang menyimpang dari kebenaran. Bersatunya kelompok yang mendukung dakwah Islam dan saling membantu upaya amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan sosial politik merupakan kekuatan sangat besar untuk mewujudkan tujuan diatas, di samping juga dapat di jadikan kekuatan untuk men- dukung kelompok yang membela serta memperjuangkan kebenaran.                                                   .
 Oleh karena itu para ulama dari generasi sekarang mewajibkan berdirinya organisasi Islam, seperti yang di ceri- takan oleh sa’id hawa dalam kitabnya jundullah tsaqafatan wa akhlaqan Dr. Yusuf al Qardlawi dalam fatwanya memberikan komentar yang menguatkan kewajiban mendirikan sebuah organisasi yang berperan aktif dan mem- berikan sumbangsih bagi agama Islam. Sebagai penyempurna faidah kami kutip komentarnya “salah satu hal yang perlu diingat dan tidak boleh didiamkan saja di sini ialah lairnya produk hukum dan fatwa oleh sebagian ulama yang menganggap mendirikan sebuah kelompok atau bergabung dengannya sebagai tindakan yang diharamkan dan dianggap sebagai bid’ah yang tidak di perkenankan Allah, baik kelompok tersebut diberi nama yayasan, orga- nisasi, partai, atau apapun identitasnya”. Walaupun lahirnya organisasi Islam merupakan tuntutan zaman sekarang karena kita hidup di zaman modern yang beraneka ragam interaksi sosialnya dan banyaknya aktifitas yang mengi- kuti aturan-aturan organisasi demi mengikuti perkembangan zaman modern dalam berbagai urusan dan kepen- tingan di tengah-tengah hidup bermasyarakat. Maka dari itu sebagian besar fardlu kifayah sekarang ini tidak bisa dilaksanakan dengan sempurna tanpa mendirikan organisasi Islam tersebut, bahkan mendirikan organisasi dinilai sebagai suatu kebutuhan yang urgen ketika syariat Islam telah disingkirkan dari undang-undang dan digantikan dengan hukum positif dalam kehidupan kaum muslimin seperti sekarang ini.


ipnu



Kamis, 02 Januari 2014

Cerita “Pencuri Kue”

   Suatu malam seorang wanita sedang menunggu di bandara, masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dam sekantong kue pada sebuah gerai sebelum akhirnya duduk di kursi. Di tempat duduknya wanita tersebut menikmati kue sambil membaca buku baru. Dalam keasyikannya ia melihat lelaki sebelah begitu berani mengambil satu persatu kue yang berada di antara mereka berdua. Wanita tersebut mencoba tidak berprasangka untuk menghindari keributan. Ia terus membaca mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si “pencuri kue” yang pemberani itu terus menghabiskan rotinya. Wanita itu makin kesal karena setiap mengambil satu kue, si lelaki itu juga melakukan hal yang sama. Ia meng- hela nafas lega saat penerbangannya diumumkan, ia segera mengumpulkan barang-barang miliknya menuju ke pintu gerbang, naik dan duduk di atas kursi pesawat, lalu mencari buku barunya dan membacanya lagi. Saat merogoh tasnya nafasnya tertahan karena kaget, ternyata kantong kue di tasnya dalam keadaan masih utuh. Kue miliknya masih berada pada tempatnya, sadar sekarang betapa kue yang ia makan sesungguhnya milik lelaki tadi. Terlambat sudah untuk meminta maaf, ia tersadar dan sedih bahwa sesungguhnya dirinyalah yang salah, tak tahu terima kasih dan dialah sesungguhnya sang pencuri kue itu, bukan lelaki tadi. Dalam hidup ini, kisah pencuri kue sebagaimana di atas seringkali terjadi, kita sering berprasangka buruk dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri. Dalam kacamata kita orang lain adalah yang selalu salah, patut disingkirkan dan tak tahu diri. Orang lain yang berdosa karena selalu bikin masalah. Kita sering mengalami hal di atas, kalian dan saya sering berfikiran bahwa kita paling benar sendiri, paling suci, paling tinggi, paling pintar dll. Sejak detik ini, bisakah kita memulai untuk rendah hati ?

SATU HATI DUA CINTA...... Mungkinkkah ????

   Suatu hari Fudhail Bin Iyaadh duduk memangku anak perempuannya yang berusia empat tahun, sesekali ia mencium pipi anak itu sebagai ungkapan rasa sayang seorang ayah. Anaknya berkata : “Ayah, apakah kau mencintai aku?” tanya anak itu.    **“Ya” jawab Fudhail “Apakah kau mencintai Tuhan ?”.      **“Ya”**    “Berapa hati yang kau miliki, Ayah ?”.     **“Satu”** “Dapatkah kau mencintai dua hal dengan satu hati ?” anak itu bertanya lagi. Saat itu pula Fudhail terhenyak, ia sadar yang berbicara bukanlah gadis kecilnya melainkan petunjuk Yang Maha Kuasa. Merasa malu ia memukuli kepalanya dan bertaubat, dan sejak saat itu ia hanya persembahkan hatinya untukNya.

Syeh Abdul Qodir Al Jailani ( Pemimpin para wali )

       Nama lengkap beliau Abu Soleh Muhyidin Abdul Qadir bin Musa al Jailani al Hasani al Huseini, dilahirkan di su- atu tempat bernama “Jaelan” pada tanggal 1 ramadhan 471 H. suatu daerah yang terletak di bagian luar dari ne- geri Thabaristan. Beliau masih ada nasab dengan Rosu- lulloh SAW, beliau sejak muda gemar menuntut ilmu di antara guru-guru beliau adalah Syeh Abi al wafa, Syeh Abil Khatthab al kalwadzani, dan Syeh Abil Husein Abu ya’la dan masih banyak yang lainya. Syeh Abdul Qodir al Jailani dengan penuh jeripayah berusaha memperoleh ilmu-ilmu agama seperti Fiqh, adab, thoriqoh, sehingga dirinya menyebabkan menjadi seorang yang a’lim. Beliau selalu dalam keadaan suci, mengerjakan sholat subuh masih menggunakan wudhu yang diambil ketika hendak mengerjakan sholat isya’. Apabila berhadats beliau cepat cepat mengambil air wudhu. Setiap malam sehabis solat isya hingga menjelang sholat subuh waktunya dipergu- nakan untuk mendekatkan diri pada Allah  dengan mem- perbanyak dzikir, tafakkur dan bertawajjuh kehadiratNya. Bagi beliau mempunyai pendirian hidup yang selalu dida- sarkan kepada tuntunan ajaran Islam, beliau lebih suka makan rumput yang halal daripada roti yang diperoleh dengan jalan Syubhat, ini sikap kehati-hatian terhadap   kehidupan dunia ini terutama terhadap benda apa saja yang syubhat kedudukannya apalagi terhadap benda yang jelas-jelas haram hukumnya. Pada tahun 521 H/ 1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Beliau menghabiskan waktunya sebagai pengembara Sufi di padang pasir Irak dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya tahun 561 H, Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H), diteruskan  anaknya Abdul Salam (611 H). Juga dipim- pin anak kedua AbdulAbdul Qodir Jailani, Abdul Rozaq (528-603 H) sampai hancurnya baghdad pada tahun 656 H. Diceritakan dalam kitab Manaqib Syeh Abdul Qodir Jaelani bahwa beliau melihat cahaya agung yang memenuhi ufuk dan dari balik cahaya itu kemudian keluarlah sebuah gambaran tubuh, lalu terdengarlah suara memanggil beliau: “Hai Abdul Qadir...!! Akulah Tuhan Mu !! sekarang aku nyatakan kepadamu  bahwa semua yang haram aku halalkan padamu. “Maka berkalah Syeh Abdul Qadir:” Aku ber- lindung  kepada Allah dari syaithon yang terkutuk”, kemudian beliau ditanya,”dari manakah kamu    mengetahui bahwa aku ini syaithon...? Beliau menjawab dari perkataanmu “Telah aku halalkan yang haram pa- damu.” sebab aku (Syeh Abdul Qodir) tahu bahwa Allah tidak pernah memerintahkan untuk berbuat ke- jahatan.” Dikisahkan pula pada saat ibunya sudah ber- usia 60 th, kemudian setelah ia menanjak ke masa re- maja ia pun minta izin pada sang ibu untuk pergi me nuntut ilmu. Oleh sang ibu, ia dibekali sejumlah uang yang tidak sedikit, dengan disertai pesan agar ia tetap jujur, jangan sekali-kali berbohong kepada siapapun. Maka, berangkatlah beliau untuk memulai pencarian ilmunya, Namun ketika perjalananya hampir sampai di daerah Hamadan, tiba-tiba kafilah yang di tum- panginya diserbu oleh segerombolan perampok hingga kocar-kacir, salah seorang perampok meng- hampiri beliau dan bertanya,”Apa yang engkau pu- nya?” Beliaupun menjawab dengan terus terang bahwa ia mempunyai sejumlah uang di dalam kan- tong bajunya,perampok itu seakan-akan tidak per- caya dengan kejujuran beliau, kemudian ia pun me- lapor pada pemimpinnya. Sang pemimpin perampok pun segera menghampiri Beliau dan menggeledah bajunya, ternyata benar di balik bajunya memang ada uang, Terheran-heran kepala rampok itu lalu berkata kepada beliau: ”Kenapa kau tidak berbohong saja ketika ada kesempatan untuk itu?” Maka beliau pun menjawab “Aku telah dipesan oleh ibuku untuk selalu berkata jujur dan tidak boleh berbohong, dan aku tidak sedikitpun ingin mengecewakan ibuku” se- jenak kepala rampok itu tertegun dan merenung de- ngan jawaban syeh abdul qodir, lalu berkata:”sung- guh kamu sangat berbakti pada ibumu dan kamu pun bukan orang sembarangan.” Kemudian ia se- rahkan kembali uang itu pada syeh dan melepas- kannya pergi. sejak saat itu kepala perampok serta anak buahnya diberi hidayah oleh Allah dan ber- taubat untuk tidak melakukan merampok lagi. Di an- tara karomah beliau:”Pernah ada seorang wanita ber- kunjung kepada beliau dengan membawa anaknya agar    berguru kepadanya, kemudian di perintahkan agar ia bermujahadah dan menjalani cara hidup para ulama salafus shaleh. Suatu saat wanita tadi melihat anak- nya sangat kurus dan melihat anaknya makan roti yang basi, dan ketika wanita itu masuk ke tempat Syeh dilihatnya tulang ayam bekas dimakan daging- nya, maka wanita itu menanyakan tentang hal itu, kemudian Syeh meletakkan tangannya di atas tulang ayam itu seraya berkata“Bangkitlah dengan izin Allah yang telah menghidupkan tulang yang sudah hancur” Maka bangkitlah tulang itu menjadi ayam kembali seraya berkokok” laa ilaha illalloh muhammad rosu- lulloh syeh abdul qodir waliyulloh..” Perisiwa ini me- rupakan Khoriqul adat (diluar adat) atau karomah yang diberikan Allah SWT kepada wali-wali Allah, meskipun demikian itu menurut akal manusia biasa digambarkan sebagai suatu kejadian yang sama sekali tidak dapat diterima oleh akal itu sendiri, akan teta- pi bagaimana pun kenyataanya peristiwa itu mem- buat akal manusia menjadi sadar untuk berkesimpu- lan betapa besar kekuasaan Allah. Itulah sebagian kisah tentang syeh abdul qodir al jailani, dengan di- adakan kegiatan rutinan ahad wagenan pembacaan manaqib syeh abdul qodir berharap kita bisa men- dapat barokahnya dan bermanfaat bagi kita semua.

WANITA ADALAH WANITA

  Allah SWT tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasanya, tidak juga Allah SWT ciptakan wanita dari laki-laki untuk dijadikan bawahannya, tetapi Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki  dekat dengan lenganya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya. Allah tidak menciptakan wanita sebagai komplementer atau sebagai barang subtitusi apalagi sekedar objek buat laki-laki. Tetapi Allah men- ciptakan wanita sebagai teman yang mendampingi hidup Adam tatkala kesepian di surga. Juga Allah ciptakan wa- nita sebagai pasangan hidup bagi laki-laki untuk menyempurnakan hidupnya sekaligus sebab lahirnya generasi, di samping tunduk dan beribadah kepada Allah tentunya. Namun mengapa tetap saja ada laki-laki yang tunduk di bawah khaki wanita, mengemis cintanya berharap kasih sayangnya dengan menggadaikan kepemimpinan, bah- kan kehormatan dan harga dirinya. Wanita dipuja bagai dewa, disanjung bagai dewi sinta, yang banyak menye- babkan laki-laki buta mata, buta telinga, bahkan buta mata hatinya. Namun ada juga yang menganggap rendah wanita, wanita dinista, dihina. kesuciannya di jadikan objek yang tidak bernilai harganya. Tenaganya dieksploitasi bagaikan kuda. Kelembutannya dijadikan tansaksi murahan yang tak seimbang valuenya. Wanita dijadikan sekedar pemuas nafsu belaka, bila habis madunya dengan seenaknya dibuang ke keranjang sampah, atau di anggap sandal jepit yang tak berguna. Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, anak kita, relakah kita  membiarkannya seolah seonggok jasad hidup yang tidak memiliki nilai guna ? dipajang sana-sini, kemudian orang- orang tidak bertanggung jawab dapat bebas menyentuhnya ?. jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik kita, anak kita, relakah kita membiarkannya beringgas, liar, ganas, tidak berpendidikan, bodoh, dungu, hanya karena ketidakmampuan ayah memberi nafkah, karena ketidakmampuan ibu mendidik dan mencintainya, karena ketidak mampuan kita melindunginya, sebagaimana Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya, dekat dengan hatinya, untuk dicintainya. Ia tetap wanita, yang diciptakan Allah dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tidak bisa manusia dengan akalnya yang kerdil ini mengganti kedu- dukannya apa lagi fitrahnya. Wanita adalah patner laki-laki dalam mengisi hari-hari. Islam telah menempatkannya pada posisi yang sangat terhormat, karena setiap jiwa lahir dari rahimnya. Rasul bersabda dalam hadits yang di- riwayatkan oleh Imam Muslim “Dunia adalah perhiasan dan sebaiknya perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.

“Team Work Management Ala Rosululloh SAW”

       Kepemimpinan Itu Ibarat Bersepeda,  Tak Bisa Dipelajari Hanya Dengan Membaca,  ia Harus Dipraktekkan.

Pemimpin yang hebat bukan pemimpin yang hanya fa- sih dalam berbicara, pandai berceramah dengan matriks-ma- triks yang terpancarkan dari layar power point lalu berteori. Bukan pula yang sibuk melakukan pencitraan sambil sesekali curhat dan mengajak mereka yang dipimpin untuk iku me- yakini bahwa ia sedang dizalimi. Pemimpin yang hebat, juga harus mampu merelisasikan visi yang dibuatnya.
     Lalu, apa itu visi? Menurut Tony Buzan dalam Tho Power of Spiritual Intelegence, Visi yaitu kemampuan berfikir atau me rencanakan masa depan dengan baik dan imajinatif serta memperoleh gambaran tentang situasi di masa mendatang. Pendeknya, visi merupakan keinginan pemimpin yang bersi- fat ideal dan menentukan keadaan di masa depan.Visi meru- pakan gagasan sebagai lompatan awal ke masa depan. banyak sudah teori tentang kepemimpinan, pun tak sedikit materi-materi tentang kepemimpinan disampaikan dalam fo- rum ilmiah, seminar, maupun pelatihan, namun kita sering- kali masih “salah sangka” menyamakan pemimpin dengan presiden, menteri, gebernur dan seterusnya, menyamakan pemimpin dengan jabatan yang disandang.
     Kita berfikir bahwa pemimpin dalam suatu organisasi adalah orang-orang yang berada di posisi puncak, ini adalah kesalahan cara pikir yang mendasar dan mengesampingkan potensi mereka yang berada di dalam organisasi yang sama untuk menjadi pemimpin. Karena sebenarnya siapapun yang sanggup menjadi pengendali dialah pemimpin, bukan saja mampu mengarahkan bawahan tetapi juga bisa mempenga- ruhi atasan. Menjadi pemimpin bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, ia harus melewati sebuah proses panjang. Orang-orang harus tahu siapa yang memimpin dan apa
yang diperjuangkannya sebelum menyetujui untuk dipimpin. Kepemimpinan adalah kesepakatan, karena letak keberhasi- lan sebuah organisasi lebih banyak bertumpu pada siapa yang memegang kendali kepemimpinannya.        . **Ada beberapa prasyarat kepemimpinan di anggap berhasil;
*Pertama, pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan seni atau cara agar orang lain me- mahami maksud kita, mendengar aktif merupakan titik pusat komunikasi, tingkatan ini lebih efektif digunakan untuk mem bantu memecahkan masalah. Tujuannya membantu lawan bicara untuk menemukan solusi atas masalahnya sendiri dan menciptakan hubungan yang lebih akrab, hangat dan humble.
*Kedua, mampu mewujudkan senergi. Sinergi bukanlah men- tolelir perbedaan. Sinergi adalah memanfaatkan perbedaan, kerjasama, keterbukaan, menemukan cara-cara baru (inovasi) yang lebih baik. 
*Ketiga, mampu membentuk tim yang solid. Tim ini bisa di- bentuk jika seorang pemimpin memahami  kemampuan dan pengetahuan mereka yang dipimpin, menempatkan mereka pada posisi yang paling tepat dan membebaskan mereka un- tuk mengembangkan kreativitas sesuai dengan kemampuan.
*Keempat, pemimpin yang berhasil bukanlah pemimpin yang hanya bisa melakukan rekruitmen pengikut tetapi juga mam- pu menciptakan pemimpin-pemimpin baru, dalam bahasa kita kaderisasi. Pemimpin yang tak memperkuat barisan pe- ngikutnya serta mempersiapkan pemimpin berikutnya adalah pemimpin yang gagal. Pemimpin yang berhasil tak pernah takut dengan potensi mereka yang dipimpin. Justru sebalik- nya, ia akan berusaha menciptakan sebanyak mungkin calon- calon pemimpin, sementara ia terus maju untuk mengem- bangkan diri.
*Kelima, pemimpin harus mampu menjadi inspirasi bagi yang dipimpin membuat standar dan menjadi contoh bagi anak buahnya, ia akan terus menerus meng-update informasi, tidak pelit membagi pengalaman dan taat kepada peraturan yang dibuat sendiri. Pemimpin yang inspiratif, selalu menunjuk kan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan.
      Orang jepang menyebut sikap otentik ini dengan istilah makoto, artinya sungguh-sungguh, tanpa kepura-puraan, Nurcholis Madjid men- nyebut  pemimpin seperti ini sebagai lambang harapan bersama, sumber kesadaran arah dan sumber kesadaran tujuan. Dan kunci dari kelima hal itu adalah bagaiman pemimpin mampu melibatkan diri pada situasi dan orang-orang yang di- pimpin. Bukan bersikap seolah-olah Dewa yang turun dari langit yang membawa jawaban atas semua persoalan. Walhasil, menjadi pemimpin yang berhasil itu sebenarnya tidak sulit, tidak perlu tahu dan faham semua teori tentang ke- pemimpinan termasuk apa yang ditulis pada paper ini, cukup ambil pensil dan kertas dan lakukan empat tahapan berikut ini; pertama, catat apa yang baik dan yang kita sukai dari pemimpin-pemimpin kita. Kedua, kerjakan itu. Ketiga, catat apa yang tidak kita sukai dan keempat, jahui itu ! Wallahu‘alam.....                        .

“PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL”

“PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL”       
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) genersi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus. Atau kita jarang (belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak mengganggu orang lain baik kata- yang diucapkan dan perilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan ma- hasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat. Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala pemasalahan baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan prahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi, sehingga kapan krisis multidimensi ini akan berakhir belum ada tanda-tandanya.                           
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL          
Kita dan saya sebagai Generaasi Muda sangat prihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesia saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan genarasi penerus yang bermoral, beretika, sopan santun, beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME perlu dilakukan hal-hal yang memungkinkan hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.
Petama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataannya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul, dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari pada apa yang telah pendidikan sumbangkan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa, apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional selama ini. Pendidikan Nasional selama ini telah mengenyamping- kan banyak hal, seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur berakhlaq mulia, tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Pendidikan Nasional yang bermoral yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral, dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewa- saan, berbudi luhur dan bertanggung jawab, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada keluarga, setelah menyelesaikan pendidikannya. Dengan kata lain proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Seorang pendidik harus menunjukkan sifat-sifat yang terpuji di depan anak didiknya.
Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pen- didikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah anggaran pendidikan dan fasilitas di lengkapi, namun kalau pendidik dan birokrat pendidikan belum memiliki sifat diatas, rasanya perubahan tersebut akan sia-sia, implementasi di la- pangan akan akan jauh dari yang di harapkan dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang  ini.
Ketiga, Berlaku adil dan hilangkan perbedaan. Contoh, pada jenjang SD masih banyak guru yang menunjuk murid dengan melihat dari sisi kepintaran dan kekayaan wali murid dan mengabaikan yang lain. Dengan contoh tersebut memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Kalau membuat perbedaan, buatlah yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral dan bertanggung jawab. Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral dan bertanggung jawab. Konsekuensinya, se- mua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda, jangan hanya menuntut kepada generasi muda saja untuk berparilaku jujur bertanggung jawab dan lain sebagainya.