SELAMAT DATANG DI BLOG Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Lasem

Senin, 27 Mei 2013

LAKMUD PAC IPNU IPPNU Lasem

Lasem,
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Lasem menggelar Latihan Kader Muda (Lakmud) angkatan pertama di Gedung LP Ma’arif NU Lasem Jln. Sunan Bonang Km. 01 No. 87 Lasem 59271, Jum’at (24/5).
Lakmud yang diikuti 50 pelajar dari Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU se-Ancab Lasem di buka secara resmi oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus MWC NU Lasem.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pengurus PC IPNU IPPNU Lasem beserta segenap pengurus. Tampak pula ketua PK IPNU IPPNU se-ancab Lasem, di hadiri pula oleh kapolsek lasem dan Pengurus PC NU Lasem KH. Shidiq Hasan Lc. Dalam opening ceremonial lakmud.
Kegiatan lakmud tersebut di gelar selama dua hari jum’at-sabtu, 24-25 Mei 2013 di gedung LP Ma’arif NU Lasem.
IPNU IPPNU merupakan tahapan organisasi kader NU pemula, Oleh karena itu NU juga harus mendorong dan mempehatikan agar dapat menerima tongkat estafet kepemimpinan dari NU. Yang dulu IPNU berubah menjadi Ikatan Putra dan akhirnya berubah menjadi Ikatan pelajar kembali, maka para pelajar harus menjadi garapan utama bagi IPNU. Jelas Ketua Tanfidziyah MWC NU Lasem.
Lakmud adalah pelatihan yang menekankan pada pembentukan watak, motivasi pengembangan diri dan rasa memiliki organisasi dan keterampilan berorganisasi serta upaya pembentukan standard kader. Jelas ketua PAC IPNU Lasem
Melalui kegiatan LAKMUD ini PAC IPNU IPPNU Lasem beharap agar mampu menciptakan kader nahdliyin yang berpegang teguh pada ajaran Islam ahlu sunnah wal jama’ah (Aswaja). Selain itu juga diharapkan agar tercipta kader yang mempunyai kesadaran tinggi dalam berorganisasi, mempunyai kerjasama yang tinggi, loyal, berkomitmen pada IPNU dan bisa mempunyai keresahan/merasakan terhadap suatu masalah, sehngga kita bisa mencari masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut.
Selain itu diharapkan pula para peserta lakmud mampu melompat estafet ke jenjang selanjutnya di tingkat Anak Cabang, bahkan sampai ke Cabang. Serta para peserta lakmud tidak hanya berhenti sampai setelah acara lakmud saja, tapi bisa menerapkan ilmu yang di dapat dari kegiatan tersebut. Oleh sebab itu IPNU IPPNU harus merasa tanggung jawab dan melakukan kunjungan ke para peserta lakmud serta pemberdayaan potensi kader.
Materi yang di sajikan dalam lakmud ini cukup variatif. Selain materi utama seperti ke-IPNU IPPNU-an dank e-NU-an, juga ada materi tentang Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja), menegemen keorganisasian, teknis persidangan, leadership, kerjasama hingga pengkaderan.
Selain itu dalam kegiatan lakmud diisi pula outbond dan renungan malam, agar bisa lebih membekas di hati para perserta. Demi menggalang kader yg baru bermilitan berwawasan dan berkomitment.


Redaktur : Akhmad Sayuti
Kontributor : Akhmad Burhanuddin

Rabu, 22 Mei 2013

Diskusi Terbuka Problem Kepelajaran dan Kepemudaan




DISKUSI TERBUKA
 PROBLEM KEPELAJARAN DAN KEPEMUDAAN


PAC IPNU IPPNU Lasem menggelar diskusi terbuka dengan tema Problem kepelajaran dan kepemudaan, dengan diikuti oleh Puluhan rekan-rekanita dan pengurus PAC se-cabang lasem, acara yang di gelar pada malam itu menjadi ramai dengan banyak opsi/pendapat yang di ungkapkan.

Dalam diskusi tersebut merumuskan banyak masalah yang sedang terjadi pada saat ini dan dialami oleh masing-masing PAC se-cabang lasem.

Di antara masalah tersebut adalah, pertama : maraknya organisasi-organisasi yang berideologi selain aswaja ala NU (Organisasi yang menginginkan NU mati), kedua : macetnya kaderisasi, dikarenakan tidak adanya TURBA (turun bawah) oleh pengurus serta kurangnya minat pelajar pada organisasi.

          Dalam kesempatan tersebut Gus Lutfhi menyampaikan bahwa : Kaum Wahabi lahir karena ketidak setujuan mereka terhadap Islam di Indonesia khususnya Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Oleh sebab itu kita harus selalu kibarkan panji-panji NU. untuk mempertahankan aqidah ahlu sunnnah wal jama’ah maka NU membuat Banom yg tujuanya untuk mempertahankan aqidah/tradisi aswaja, dan selama tradisi masih ada maka wahabi tidak akan hidup.

Selain itu disampaikan pula kurang komitmennya masing-masing pengurus dan tidak tanggapnya/ tidak meleknya (ketua / pengurus) terhadap suatu masalah dalam arti tidak ada keresahan/keprihatinan. Dimana tujuan organisasi adalah melaksanakan program, dan program itu muncul karena ada kemusykilan-kemusykilan di masyarakat.

LAKMUD PAC IPNU IPPNU LASEM

LATIHAN KADER MUDA
(LAKMUD)

Pimpinan Anak Cabang
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Lasem

"Menumbuhkan Semangat Perjuangan Untuk Satu Tujuan"

Di Gedung Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Lasem
24-25 Mei 2013

Bersama :
PK IPNU IPPNU SMK NU Lasem
PK IPNU IPPNU MANU Lasem
PK IPNU IPPNU PP Kauman Lasem



AGENDA ACARA
LATIHAN KADER MUDA (LAKMUD)

No.
Hari/tgl
waktu
Acara
Nara Sumber
1
Jum’at, 24 Mei 2013
08.30-09.30
Pembukaan
-
2
09.30-12.00
Seminar Ke-Islaman
KH.Shidiq Hasan Lc
3
12.00-13.00
Ishoma
-
4
13.00-15.00
Penyampaian Materi Menejemen Organisasi
H. Ahmad Attabik, M.Si
5
15.00-15.15
Cofee Break
-
6
15.15-17.30
Materi Kepemimpinan
Ahmad Hariadi, M.Pd
7
17.30-18.30
Ishoma
-
8
18.30-21.00
Materi ke-IPNU-an
H. Syarofuddin SH.
9
21.00-23.00
Pentas Kreasi
-
10
23.00-04.30
Renungan Malam
-
11
Sabtu, 25 Mei 2013
04.30-05.30
Siraman Hati
M. Danial
12
05.30-06.30
Kesegaran Jasmani
Shovi AH
13
06.30-07.30
Breakfast
-
14
07.30-09.30
Materi Aswaja
KH. Shalahuddin Fattawi
15
09.30.12.00
Materi Kerjasama
M. Mujib El Mu’is
16
12.00-12.30
Ishoma
-
17
12.30-15.00
Materi Pengkaderan
H. Lutfhi Tomafi
18
15.00-15.15
Cofee Break
-
19
15.15-17.30
Materi ke-NU-an
KH. Novian Aziz
20
17.30-18.30
Ishoma
-
21
18.30-20.00
Materi Tehnik Diskusi & Persidangan
Ahmad Hariadi, M.Pd
22
20.00-20.15
Penutupan & Sayonara
-




SUSUNAN ACARA OPENING CEREMONIAL
LATIHAN KADER MUDA
PAC IPNU IPPNU LASEM
”Menumbuhkan Semangat Perjuangan Untuk Satu Tujuan”

MC : Sri Yuli Septiyaningsih
1.      Pembukaan
2.      Pembacaan Ayat Suci Al Qur’an
( Rekan  Shovi A.H.)
3.      Menyanyikan Lagu Mars IPNU IPPNU
4.      Sambutan :   1.  Panitia (merangkap perwakilan PAC IPNU IPPNU Lasem)
                           ( Rekanita Siti Marfu’ah )
                     2. MWC NU Lasem
                                         ( Bapak  H. Abdul Mujib )
                     3. Bapak Kapolsek Lasem ( Sekaligus Membuka Acara Seminar )
                     4. Penutup/ Do’a
                        ( Bapak Aminuddin Ahmad )
5.      Penutup/ Doa (KH. Siddiq Hasan)

Ø  Seminar Ke-Islaman
·         Islam Masa lalu, Masa Kini dan Masa Depan

Nara Sumber :  KH. Shidiq Hasan
Moderator : Rekan Muhlisin


Jumat, 10 Mei 2013

Keutamaan Bulan Rajab

رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى


Rajab,


Adalah bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyyah dan penanggalan jawa. Bulan ini dikenal sebagai bulan Allah. Pada tanggal 27 di bulan ini umat Islam di seluruh dunia meraykan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW, yaitu pada saat Rosulullah  ml Muntelakukan perjalanan dari masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dengan Buraq, dan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT.

Pada bulan ini terdapat peristiwa yang sangat agung dan suci yakni Isrta Mijraj Nabi Muhammad saw. Dimana peristiwa suci itu merupakan awal dari perintah Allah kepada umat Muhammad saw  untuk menjalankan perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini.

Keutamaan Bulan Rajab, ia merupakan salah satu dari bulan haram. Di mana bulan haram ini adalah bulan yang dimuliakan. Bulan ini adalah yang dilarang keras melakukan maksiat, serta diperintahkan bagi kita untuk beramal sholih.

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadal Akhiroh dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Firman Allah,



إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)

Hadist Nabi,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.




Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang dimuliakan.

Dalam kepercayaan Umat Islam, dikenal empat bulan haram (suci) satu diantaranya Rajab, dimana secara berurutan adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab.

Dinamakan bulan suci  karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Keagungan Rajab membuat bulan ini menjadi bulan ibadah, seperti puasa. Banyak masyarakat Islam yang sering kali tidak mengerti kesucian puasa pada bulan yang agung Rajab ini.

Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini"

Dinamakan bulan haram karena dua makna:

1. Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

2. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.”


Ma'siat di Bulan Haram,

 Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”



7 Keistimewaan Puasa Bulan Rajab

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Asyhurul Hurum, sebuah bulan yang dimuliakan selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Puasa dalam bulan Rajab sebagaimana bulan mulia lain, hukumnya adalah sunnah.
Diriwayatkan dari mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah SAW bersabda,
"Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia)."
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Banyak sekali keistimewaan yang diperoleh apabila kita mau menunaikan puasa Rajab, Salah Satunya adalah sebagai berikut:

1. Laksana puasa sebulan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan bila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya."

HR. At-Thabrani

2. Mencatat Amalnya selama 60 Bulan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan."

Abu Hurairah.

3. Puasa 7 hari pada bulan Rajab akan menutup pintu neraka baginya.

4. Puasa 8 hari pada bulan Rajab akan membuka 8 pintu surga untuknya.

5. Puasa 10 hari pada bulan Rajab maka akan menghapus dosa-dosanya dan diganti dengan kebaikan.

6. Puasa sehari pada bulan Rajab akan mendapatkan air susu yang berasal dari sungai Rajab di surga.
Rasanya manis melebihi madu.

Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikarunia minum dari sungai tersebut."

Mekah Tidak Dibangun Semalam

Kata siapa membangun kota Mekah yang begitu megah hanya semalam, meskipun negeri Arab dikenal sangat kaya tetapi tidak akan cukup untuk membangun kota Mekah yang megah tersebut hanya dalam waktu sehari, semua perlu proses, tidak seperti membelikkan telapak tangan.

Bagaimanapun megahya kota Mekah, tetapi saat membangun kota tersebut diawali dengan batu pertama, tidak mungkin ada batu kedua tanpa ada batu pertama, tidak mungkin terpancang beton yang kuat tanpa fondasi di bawahnya, tidak mungkin terpasang lantai, dinding, dan langit-langit yang indah tanpa ada peletakan batu pertama.

Begitu juga dengan perjalanan menuju Mekah, selalu dimulai dengan satu langkah, bahkan perjalanan keliling duniapun selalu di awali dengan satu langkah, Tidak akan ada seorang pun yang bisa melakukan perjalanan besar dengan sekaligus, begitu juga dalam belajar dan menggapai impian semua bertahab dan semua perlu proses. Seperti membangun bisnis juga perlu proses, mungkin anda mengenal Mooryati Soedibyo, seorang pengusaha jamu ternama di negeri ini. Bahkan produk jamunya sudah dikenal di manca negara, jamu tradisional produk dari perusahaannya tidak lagi sekadar industri rumah tangga, melainkan sudah tumbuh menjadi industri eksportir raksasa.

Saat ditanya apa resepnya, ternyata sangat sederhana yaitu tekun dan sabar. Jadi, jika anda punya impian kejarlah dengan tekun dan sabar, tekun atinya terus melakuannya tidak kenal menyerah, sementara sabar diperlukan karena hal-hal yang besar tidak terjadi secara instan. Rosulullah SAW adalah manusia terbaik di alam ini, tapai untuk mencapai keberhasilan dakwahnya memerlukan waktu tidak kurang dari 20 tahun serta dilakukan dengan sabar.

Rabu, 08 Mei 2013

BERPIKIR POSITIF MENINGKATKAN KETAKWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA PENCIPTA

Memang untuk masalah yang satu ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hubungan ketakwaan dan berpikir positif. Sebagian orang mengatakan bahwa pikiran positif dapat meningkatkan ketakwaan. Namun alim ulama mengatakan bahwa ketakwaanlah yang menghasilkan pikiran positif, dan belum tentu pikiran positif mampu meningkatkan ketakwaan. Terlepas dari perbedaan pemahaman itu, yang jelas terdapat keterkaitan yang erat antara keduanya. Ketakwaan dan berpikiran pisitif saling memengaruhi.

Setiap kejadian, peristiwa, dan fenomena dalam kehidupan ini pasti ada sebab dan musababnya. Artinya, segala kejadian di dunia ini telah Allah atur dengan secermat-cermatnya. Tidak ada satu pun kejadian di muka bumi ini tanpa hikmah di baliknya. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap kejadian itu melalui akal dan pikiran yang telah tuhan anugerahkan kepada kita. jadi, tugas kita adalah berpikir dan membaca, ada apa dibalik semua kejadian yang menimpa kita.  Yang pasti, kita harus mempunyai keyakinan bahwa segala sesuatu itu baik bagi kita, umat-Nya yang beriman. Jika yang menimpa kita adalah suatu musibah, maka kita berpikir positif bahwa yang kita alami adalah ujian, karenanya kita harus bersabar dan berusaha mengatasinya. Dan jika yang kita alami adalah kesenangan, maka hendaknya kita bersyukur dan berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik agar tuhan menambah nikmat untuk kita. “Tuhan tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya” dan “Tuhan akan meningkatkan nikmat-Nya jikalau kita mau mensyukurinya”.

Dengan berpikiran positif  bahwa setiap kejadian yang menimpa kita terjadi atas izin-Nya dan yakin itu adalah cara tuhan menyayangi kita, maka tidak akan ada rasa sedih ataupun kecewa yang mendalam. Justru, ketika bias bersifat Qana’ah, menerimanya dengan penuh keikhlasan. Kita menjadi lebih sadar dan tahu diri atas kekurangan dan kelemahan diri, sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada sang maha pencipta. Jadi berpikir positif ini membuat kita untuk berusaha menjadi lebih baikdari sebelumnya.

Kisah berikut ini mungkin bias mengilustrasikan penjelasan diatas secara lebih riil. *Disebuah daerah dipinggiran kota Yoqyakarta terdapat sebuah perusahaan penerbitan (sebut saja perusahaan A) yang memperkerjakan ratusan karyawan. Dilihat dari penampilan fisiknya, perusahaan itu tampak cukup bonafide. Dan memang pada tahun-tahun awal operasionalnya, perusahaan itu sukses memenangkan berbagai tender. Kesejahteraan para karyawan pun terjamin, karena meraka mendapat royalty dengan nominal yang tidak sedikit. Namun, sebuah regulasi baru yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2008 membuat banyak perusahaan penerbitan, termasuk perusahaan A, tak mampu lagi menggeliatkan bisnis mereka.

Sempat bertahan setahun dengan kondisi perusahaan yang terancam bangkrut, kebijakan yang (sebenarnya) berat bagi perusahaan pun akhirnya diambil oleh perusahaan, yakni pemutusan hubungan kerja alias PHK. Kesedihan, jelas yang pertama tergurat di wajah para karyawan, apalagi bagi mereka yang telah berkeluarga_bagaimana mereka akan memberi makan anak-istri mereka untuk hari-hari ke depan. Bayangkan saja, hanya selang dua hari setelah cuti merayakan lebaran bersama keluarga, mereka menerima surat PHK. Sungguh, suatu hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Dan, hari itu, pecan kedua di bulan oktober 2009, menjadi hari perpisahan bagi seluruh awak penerbitan untuk kemudian melanjutkan kehidupan mereka masing-masing.

Beberapa bulan setelah itu, satu demi satu kabar baik mengenai nasib para karyawan yang telah di-PHK itu pun terdengar. Ada yang telah diterima di perusahaan lain dengan pendapatannya lebih besar dari semula, ada yang menjadi PNS, ada yang sukses berbisnis dagangnya, ada yang menjadi wartawan di sebuah media massa terkenal di ibukota, ada yang sukses membuka butik online, ada yang menjadi penulis lepas, bahkan ada yang sukses mendirikan perusahaan penerbitan sendiri.

Begitulah, PHK ternyata bukan akhir segalanya. Tuhan mempunyai rencana lain dibalik semua peristiwa. Ternyata merupakan pintu yang dibukakan tuhan bagi para karyawan itu untuk mendapatkan yang lebih baik mereka yang tadinya menganggap bahwa PHK itu adalah musibah bagi mereka, kini terbukti PHK itu justru menjadi berkah bagi mereka. Bahkan sempat ada salah seorang dari mereka yang menulis status di akun facebook-nya, “PHK  membawa berkah” tuhan mempunyai cara-Nya sendiri dalam menyayangi umat-Nya. Maka nikmat tuhan manakah yang kita dustakan ???



Diceritakan pada zaman Bani Israil ada sesosok mentri yang suka menjawab “baik”. Pada suatu hari, menteri ini menghadiri acara makan malam bersama raja. Ketika sedang memotong buah, raja dengan tidak sengaja telah mencederakan jari telunjuknya sendiri. Pisau yang dia gunakan untuk memotong buah telah menyebabkan jari telunjuknya terpotong dan merasakan kesakitan. Raja pun bertanya kepada menteri yang duduk di sebelahnya tentang kejadian yang baru saja dialaminya. “Ini adalah Baik, untuk sang raja.” Jawab menteri itu tanpa keraguan.  “Apa? Kamu katakan ini baik?” Raja terperanjat dengan jawapan itu. “Ya, wahai raja. Itu baik.”


Raja sangat marah dengan jawaban itu. Mana mungkin jarinya yang luka parah seperti itu dianggap menterinya sebagai hal yang baik? Maka dia memerintahkan menteri itu ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian raja mengunjungi menterinya di penjara dan bertanya padanya, “Sekarang, apa pendapatmu tentang keadaaanmu sendiri, yang sekarang berada di dalam penjara seperti ini?” “Ini juga Baik untukku , wahai raja.” Jawab menteri itu tanpa ragu-ragu.


Mendengar jawapan itu, raja menjadi semakin marah dan segera meninggalkan menterinya sendirian di dalam penjara. Dia merasakan menterinya itu sangat bodoh dan keterlaluan dalam memberikan pendapat. Beberapa hari kemudian, raja pergi berburu di dalam hutan dan ditemani menterinya yang lain. Mereka pun berangkat dengan kuda menuju ke hutan. Oleh karena menteri yang baru tidak biasa dengan cara raja menunggang kuda, akhirnya dia tertinggal jauh di belakang. Mereka terpisah dan akhirnya raja sendiri tersesat di dalam hutan. Bukan hanya tersesat, raja juga ditangkap oleh sekumpulan penyembah berhala yang tinggal di dalam hutan itu. Raja tersebut ditahan oleh para penyembah berhala dan ditetapkan oleh mereka sebagai korban untuk berhala mereka. Mereka melakukan upacara selama tujuh hari dan pada hari ketujuh mereka membawa raja ke tempat persembahan. Saat raja sudah siap untuk dikorbankan, mereka melihat jari telunjuk raja terpotong, lalu mereka menjadi ragu untuk mengorbankan raja. “Kita hanya mempersembahkan yang terbaik dan sempurna pada berhala kita.” Kata ketua suku yang memimpin upacara tersebut. “Orang ini jari telunjuknya terpotong, jadi dia tidak layak untuk dijadikan korban,” Oleh karena itu mereka melepaskan raja tersebut dan beliau kembali ke kerajaannya dengan perasaan yang gembira.


Selang beberapa hari selepas peristiwa itu, raja teringat akan kata-kata menteri yang telah membuatnya marah ketika jarinya terpotong. Dia segera ke penjara dan berkata kepada menteri itu, “Apa yang kamu katakan waktu jari saya terpotong memang betul. Itu memang hal yang baik.”  Lalu raja menceritakan apa yang telah dialaminya hingga dia akhirnya selamat dari ancaman kematian. Namun sang raja belum paham perkataan dan maksud sang menteri tentang penjeblosannya ke dalam penjara bahwa itu juga hal yang baik untuk dirinya. Lalu sang raja pun menyanyakannya. “ Wahai menteriku, engkau telah mengatakan bahwa jariku terpotong adalah baik dan itu telah terbukti, namun bagaimana denganmu yang mengatakan bahwa penjara ini baik untukmu..?? “  Akhir Menteri itu tersenyum sambil berkata, “Saya berada dalam penjara ini juga baik kerana jika saya pergi dengan raja pada hari itu, saya juga turut tertangkap. Tentu saya akan dijadikan korban sebagai penngganti sang raja kerana anggota tubuh saya lengkap dan tidak ada yang cacat.”


Kesimpulannya, semua yang ditetapkan oleh ALLAH adalah yang terbaik walaupun kita mungkin belum tahu atau tidak mengetahui kebaikan yang ada dibalik semua ketentuan Allah yang di tetapkan untuk kita.


Maka berprasangka baiklah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


Red* Al Fattah

Jumat, 03 Mei 2013

Musibah sebagai Pengukur Keimanan

Musibah adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai pengukur keimanan hamba. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَا أَخْبَارِكُمْ

“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Qs. Muhammad: 31).

Kesabaran sangat dibutuhkan tatkala kita dilanda musibah. Kewajiban setiap muslim ketika mendapat musibah ialah mengharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pahala dan ganti yang lebih baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita membaca doa tatkala tertimpa suatu musibah. Beliau mengatakan,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِصِيْبَتِي وَأَخْلِفُ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah lalu membaca sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah (yaitu), ‘Sesungguhnya kami milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada-Nya jualah kita akan dikembalikan. Ya Allah, berilah pahala pada musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik darinya’ melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya ganti yang lebih baik daripada yang sebelumnya.’” (HR. Musim, 4/475, at-Tirmidzi, 11/417, Ahmad, 33/82).

Dengan demikian, sungguh sangatlah indah perkara yang terjadi pada diri seorang muslim. Karena semua perkara yang menimpanya –berupa kenikmatan maupun kesulitan, kelapangan maupun musibah— semuanya adalah baik baginya, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatkan dalam sabdanya,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh mengherankan perkara (urusan) orang muslim, semua perkara (urusan)nya baik dan hal itu tidaklah terjadi kecuali pada diri seorang muslim. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur maka hal itu baik baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan ia bersabar maka hal itu pun baik baginya.” (HR. Muslim. 14/280).

Beratnya cobaan sering menjadikan manusia lupa dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita semua adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kepada-Nya pulalah kita akan dikembalikan. Namun, kebanyakan manusia tidak menyadari hal ini, sehingga mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syariat. Mereka berlarut-larut dalam kesedihan, sehingga melalaikan dirinya sendiri. Bahkan, terkadang mereka berteriak-teriak histeris, memukul-mukul wajah, merobek-robek baju, dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang dilarang oleh syariat, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Bukan termasuk golongan kami seorang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan-seruan jahiliah.” (HR. Bukhari, 5/41, at-Tirmidzi, 4/119, an-Nasa’i, 6/408).

Bersedih adalah suatu kewajaran terutama karena ditinggal oleh orang-orenga yang sangat dicintai. Akan tetapi, janganlah kesedihan tersebut melampaui batas dari yang dibolehkah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعَ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا

“Mata boleh menangis, hati boleh bersedih, tetapi kita tidak berkata-kata kecuali hanya (dengan perkataan) yang diridhai oleh Rabb (Tuhan –ed.) kita.” (HR. al-Bukhari: 5/57).

Memang, setang sangatlah lihai dalam mencari celah untuk menjerumuskan anak Adam. Dari sinilah pentingnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. adz-Dzariyat: 55).

Hanya saja, cara kita memberikan nasihat harus benar-benar diperhatikan. Cara menasihati seorang waliyul-amri (penguasa) berbeda dengan cara menasihati rakyat. Menasihati orang tua berbeda dengan cara menasihati anak kita sendiri. Demikian pula, cara menasihati seorang yang alim yang memiliki pengaruh dan ucapan yang didengar oleh masyarakat hendaklah berbeda dengan cara kita menasihati seorang yang awam. Hendaklah menasihati dengan cara yang lembut, dengan kata-kata yang halus, dan tidak dilakukan di depan khalayak ramai, sebagaimana yang telah dilakukan wanita tersebut. Mudah-mudahan dengan itu mereka akan tersadar dan kembali pada jalan yang benar. Karena, seorang alim bukanlah orang yang ma’shum yang terbebas dari kesalahan. Mereka pun manusia biasa yang banyak melakukan kesalahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاؤٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُونَ

“Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat darinya.” (HR. at-Tirmidzi, 9/59, Ibnu Majah, 12/302, Ahmad, 26/123).



Red* Al Fattah.