SELAMAT DATANG DI BLOG Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Lasem

Sabtu, 15 Agustus 2015

Wali 7 di Bali





Ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa Islam sudah masuk di Bali pada abad 15 M. Ini dibuktikan, pada saat Dalem Ketut Ngelesir menjabat sebagai raja Gelgel ke I (1380-1460 M) pernah mengadakan kunjungan ke kraton Majapahit, saat itu Raja Hayam Wuruk mengadakan konfrensi kerajaan seluruh Nusantara. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang kenegerinya (Bali) dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit sebagai pengiring, yang konon diantara mereka terdapat Raden Modin dan Kyai Abdul Jalil. Peristiwa ini dijadikan sebagai patokan masuknya Islam di Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel. Sejak itu Agama Islam mulai berkembang di Bali, dan terus demikian hingga saat ini, banyak terdapat makam-makam Islam di sana. Demikian juga terdapat makam para Da’i, ulama dan pemuka Islam yang pada masa hidupnya dikaruniai Allah Swt Karomah, sehingga makam-makam mereka juga dihormati, oleh ummat Islam khususnya maupun juga orang-orang Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dari sekian banyak makam auliya’ di Bali, ada tujuh makam yang sangat menonjol yang terkenal dengan Sab’atul Auliya’ (wali pitu). Diantara wali pitu tersebut adalah :


I - KERAMAT PANTAI SESEH (Pangeran Mas Sepuh) Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar, nama sebenarnya adalah ,Raden Amangkuningrat yang lebih terkenal dengan Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan Ibunya berasal dari Blambangan (Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya mengenai siapa ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, maka ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa Punggawa Kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi. Namun, setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman, karena baru sekali ini mereka berdua bertemu. Akhirnya Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberitahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang sekelompok orang bersenjata yang tak dikenal, sehingga pertempuran tak dapat dihindari lagi. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas, seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Pangeran Mas Sepuh setelah mengetahui hal tersebut berkata : "Hai Ki sanak mengapa kalian menyerang kami dan apa kesalahan kami ? Mereka diam tak menjawab, akhirnya diketahui kalau penyerang itu masih ada hubungan kekeluargaan, hal ini dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan bathiniyah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya keris pusaka dimasukkan kembali dalam karangkanya, dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak dan kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pangeran Mas Sepuh meninggal dunia dan di makamkan di tempat itu juga. Dan sampai sekarang makamnya terpelihara dengan baik dan selalu diziarahi umat Islam dari berbagai wilayah di nusantara. Perlu diketahui bahwa proses ditemukannya Makam Keramat Pantai Seseh dimulai sejak pertama jamaah manaqib yang ada di Bali mendapat petunjuk, yaitu pada Bulan Muharam 1413 H atau 1992 M yang kemudian ditemukan juga makam keramat yang lain :


II -.Makam Keramat Pamecutan bernama Dewi Khodijah atau Ratu Ayu Anak Agung Rai berada di Jalan Batu Karu Pamecutan.



III- Makam Pangeran Sosrodiningrat Senopati dari Mataram berada di Ubung dekat terminal bus Denpasar.
Adapun sejarah Makam keramat Pamecutan Dewi Khodijah dapat diuraikan sebagai berikut; Dewi Khodijah adalah nama setelah berikrar masuk Islam. Nama aslinya adalah Ratu Ayu Anak Agung Rai, beliau adalah adik perempuan Raja Pamecutan Cokorda III yang bergelar Batara Sakti yang memerintah sekitar Tahun 1653 Masehi. Diceritakan pada waktu Raja Pamecutan berperang, salah seorang prajurit dapat menahan seorang berkelana di Daerah Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali. Orang yang ditahan tersebut diduga menjadi telik sandi atau mata-mata musuh. Ia lalu dihadapkan pada Raja untuk diusut, akhirnya diketahui bahwa dia adalah Senopati dari Mataram yang sedang berlayar menuju Ampenan Lombok. Namun perahu yang ditumpanginya diserang badai dahsyat yang membuat Senopati Mataram terdampar di Pantai Selatan Desa Tuban. Beliau bernama Pangeran Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, sedangkan para pengiring atau punggawanya sebanyak 11 orang tiada kabar beritanya. Setelah diketahui bahwa tawanan tersebut adalah seorang Senopati dari Mataram, maka Raja Pamecutan meminta kesediaannya untuk memimpin prajurit yang sedang berperang. Raja Pamecutan menjanjikan, apabila perang telah usai dan kemenangan diraihnya, maka Pangeran Sosrodiningrat akan diambil menantu oleh raja. Akhirnya Pangeran Sosrodiningrat bersedia membantu untuk memperkuat pasukan yang ada di medan perang tanpa memikirkan janji Raja, bahkan yang dipikirkan apakah mungkin dapat menikah dengan Putri Raja yang beragama Hindu sedangkan dirinya beragama Islam. Setelah perang tersebut dimenangkan Pasukan Kerajaan Pamecutan, maka Pangeran Sosrodiningrat menikah dengan Dewi Khodijah. Dewi Khodijah setelah dipersunting oleh Senopati Mataram mulai memeluk Islam dan bersungguh-sungguh menekuni dan melaksanakan Ajarannya. Namun, setelah beberapa tahun musibah datang menimpanya. Pada suatu malam yang gelap, sewaktu Dewi Khodijah mengerjakan Sholat Malam dikamar yang pintunya terbuka, secara tidak sengaja terlihat oleh punggawa raja yang sedang berjaga dan terdengar suara Allahu Akbar. Namun yang di dengar Punggawa adalah Makeber, bahasa Bali berarti ; terbang. Setelah sang Punggawa memperhatikan mengenai semua gerakan sholat yang dilakukan oleh Dewi Khodijah yang dinilai oleh punggawa sebagai pekerjaan Leak (orang jadi-jadian yang berbuat jahat), maka dia langsung menghadap Raja untuk melaporkan keberadaan Leak di Kamar Keputren. Raja akhirnya memerintahkan beberapa Punggawa untuk mendatanginya. Saat melihat Dewi Khodijah sedang Sujud, tanpa memikirkan resiko para punggawa menyerbu dengan senjata terhunus dan dihujamkan ke punggung Dewi Khodijah. Darah segar tersembur keatas dari punggung Dewi Khodijah yang terkena ujung tombak. Bersamaan dengan itu, terjadi keanehan yang luar biasa, darah segar Dewi Khodijiah yang keluar dari punggungnya mengeluarkan cahaya terang kebiru-biruan dan dapat menembus dinding atap atas hingga keluar memenuhi udara memancarkan sinar yang menerangi Istana Pamecutan. Bahkan seluruh kota Denpasar menjadi terang-benderang seperti siang hari, semua penduduk terutama keluarga istana, sangat terkejut, termasuk Raja Pamecutan. Setelah diteliti sumber cahaya dan bersamaan dengan itu para Punggawa melaporkan bahwa yang dibunuh bukan Leak tapi orang biasa dan mengeluarkan darah. Saat itu terdengar jeritan dengan ucapan ; makebar makebar, makebar hingga tiga kali, asli ucapan adalah ALLAHU AKBAR hingga tiga kali. Jenazah Dewi Khodijah yang tertelungkup dengan tombak terhujam dipunggungnya sulit diangkat dan dibujurkan, tubuhnya bermandikan darah yang sudah membeku. Keluarga Kerajaan yang ingin menolong mengangkatnya tidak dapat berbuat apa-apa. Jenazahnya tetap sujud tidak berubah, baginda mencari bantuan kepada umat Islam yang ada disana agar mau merawat jenazah putrinya menurut cara Islam. Kemudian umat Islam tersebut segera membantu merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati sampai memakamkannya dan semuanya berjalan lancar. Namun satu hal yang tak dapat diatasi yaitu batang tombak yang menghujam dipunggungnya tidak dapat dicabut, akhirnya atas keputusan semua pihak jenazah dimakamkan bersama tombak yang masih berada dipunggungnya. Dan anehnya batang tombak yang terbuat dari kayu itu bersemi dan hidup sampai sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila berkunjung dimakam Dewi Khodijah.



IV - Keramat di Bukit Bedugul (Habib Umar bin Yusuf al Maghribi)
Makam ini letaknya di kabupaten Tabanan Bali. Makam ini hanya berwujud empat batu nisan untuk dua makam yaitu makamnya Habib Umar dan pengikutnya yang luasnya 4x4 M.



V - Keramat Kusumba, Kelungkung (Habib Ali bin Abu Bakar Al Hamid)
Makam ini terletak di tepi pantai Desa Kusamba Kec. Dawah Kab Kelungkung Bali. Makam ini sangat dikeramatkan oleh penduduk setempat, baik Umat Islam maupun Hindu. Habib Ali Bin Abu Bakar Al Hamid, sewaktu hidupnya bekerja sebagai guru besar Raja Kelungkung pada masa Pemerintahan Dhalem I Dewa Agung Jambe. Waktu itu beliau diberi seekor kuda untuk kendaraan pulang pergi antara Kusamba dan Kelungkung. Pada suatu hari sewaktu Habib Ali pulang dari Kelungkung sesampainya di pantai Desa Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam secara bertubi-tubi. Habib Ali yang masih berada di atas kudanya tewas tersungkur di tanah bermandikan darah. Akhirnya jenazah Habib Ali dimakamkan ditempat itu juga. Pada malam hari setelah pembunuhan tersebut, terjadi peristiwa yang sangat menggemparkan. Di atas makam Habib Ali Al Hamid, mengeluarkan api yang berkobar-kobar membumbung ke angkasa, semburan api tersebut bergulung-gulung bagaikan bola api terbang untuk mengejar sang pembunuh. Dimana mereka bersembunyi kobaran api terus mengejarnya, sampai dapat membakar mereka satu persatu, tak satu orangpun dari pembunuhnya yang tersisa. Adapun silsilah dari Habib Ali adalah : Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar bin Salim bin Hamid bin Aqil bin Muthohar bin Umar bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As saqof bin Ali bin Alwi bin Kholaq Qosam bin Muhammad Shohibil Mirbath bin Ali bin Muhammad Faqih Al Muqodam bin Abdullah bin Ahmad bin Isa al Bashori bin Muhammad al Muhajir bin Muhammad Naqib bin Ali Al Aridlhi bin Ja’far Shodiq bin M. Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Ali Kwj suami Fatimah Az-Zahro’ binti Rasulullah Saw.


VI - VII - Keramat Kembar Karang Asem (Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi dan Ali bin Zaenal Abidin Al Idrus)
Makam Keramat Kembar Karang Asem terletak di desa Bungaya, Kec. Bebandem kab. Karangasem Bali. Adapun tentang Karomahnya Syeh Maulana Yusuf , yaitu pada tahun 1963 M, sewaktu Gunung Agung meletus mengeluarkan lahar panas menyemburkan batu besar dan kecil serta abu yang menyembur ke atas menjulang tinggi diangkasa menyebar diseluruh Pulau Bali, bahkan sampai di Jawa Timur. Cuaca menjadi gelap gulita, siang hari berubah menjadi malam pekat, lampu sorot mobil yang terang biasa digunakan memandang jarak jauh tidak dapat menembus turunnya hujan abu. Padahal Gunung Agung letaknya di Daerah Karangasem ujung paling timur Pulau Bali. Ini menunjukkan betapa hebat dan dahsyatnya letusan dan semburan yang dimuntahkan oleh Gunung Agung. Sebagian desa porak poranda, banyak rumah roboh, pohon-pohon besar banyak yang tumbang, hujan pasir dan batu kerikil telah menggenangi pulau Bali. Namun, ada yang unik, Makam Syeh Maluana Yusuf Al Baghdi yang di atasnya tertumpuk susunan batu merah yang ditata begitu saja tidak diperkuat dengan semen pasir dan kapur tidak berubah sedikitpun, bahkan tidak sebutir pasirpun yang mampu menyentuhnya.


Keramat Karang Rupit (syeikh Abdul Qodir Muhammad)

Makam Keramat Karang Rupit letaknya di desa Temukus (Labuan Aji) kec.Banjar Kab. Bulelang, Singa Raja Bali. Nama yang dimakamkan adalah syeikh Abdul Qodir Muhammad. Ini sebenarnya hanya gelar, adapun nama aslinya adalah The Kwan Lie, singkatan dari The Kwan Pao Lie, kemudian masyhur dengan gelar syeikh Abdul Qodir Muhammad karena kesalehan dan kebaikan perilaku beliau ra. Demikianlah sejarah Sab’atul Auliya’ di Bali yang diharapkan membawa manfa’at buat kita semua. Keterangan ini disarikan dari buku sejarah wujudnya Makam Saba’tul Auliya’ karangan Toyib Zein Arifin.
Sumber disini

Kamis, 08 Mei 2014

PC IPNU IPPNU LASEM: Salah Memilih

PC IPNU IPPNU LASEM: Salah Memilih: Cerpen cinta   oleh : Maulla Nurieze r Ku pandangi nisan itu.Sebuah nama yang indah tertera disana.Betapa menyesalnya aku meratapi...

Salah Memilih


Cerpen cinta 

Ku pandangi nisan itu.Sebuah nama yang indah tertera disana.Betapa menyesalnya aku meratapi nisan itu.Gundukan tanah yang masih memerah.Rintik gerimis menemaniku di sana.Andai kejadian itu tak pernah ada.Andai aku nggak sebodoh itu.Mungkin ia masih bersamaku sampai saat ini
"Galuh Ajeng Mariana"lirihku membaca sebuah nama pada nisan di depanku.Hanya sesal dan sesal yang ku rasa.Ingin rasanya aku kembali ke masa itu.Masa yang penuh canda dan tawa,kini hanya angan semata.
-
"Edo,ini pr kamu sudah selesai"ucap seorang wanita di depanku sembari menyodorkan sebuah buku.
"makasih sayang,kamu memang kekasihku yang paling baik"pujiku pada wanita itu.
Ia pun tersenyum,manis sekali.Ya,hanya saja penampilannya agak jadul.Kaca mata yang besar,rambut yang selalu ia kuncir dan dandanan ala jaman dulu menjadi ciri khasnya.Tapi itu tak membuatku merasa risih dengannya.
"emm...ke kantin yuk.Aku belum makan nih"ajakku
"baiklah"ucapnya menerima ajakanku.
Oh ya,kami sekolah di salah satu SMA dikota Bandung.Aku IPS dan ia bahasa.
"kamu mau pesan sesuatu"tawarku
"es jeruk aja Do"balasnya
"baiklah,tunggu disini ya"ucapku dan menuju salah satu penjual dikantin.
Aku kembali dengan membawa 2 gelas es jeruk dan sepiring bakso di nampan
"nih"ucapku menyodorkan es jeruk miliknya
"makasih"balasnya dan tersenyum ke arahku.
-
"Ajeng,aku pulang duluan nggak apa-apa kan"tanyaku
"iya,kamu hati-hati ya.Lagipula aku juga ada eskul kok"balasnya
"yasudah,bye"balasku seraya melambaikan tangan ke arahnya.
Ku ambil motorku dan bergegas pergi.Ku lihat seseorang tak jauh dari pandanganku.Ia kelihatan menunggu seseorang.
"Rena,ngapain"sapaku seraya menghampirinya.
"ee..aku nungguin Tiwi,tapi nggak muncul-muncul.Katanya mau pulang bareng"balas Rena,gadis yang ku kagumi sewaktu SMP.Ia cantik,manis tak beda jauh dengan Ajeng.Hanya saja penampilannya lebih modis.
"mau pulang bareng aku"tawarku
"ee..gimana ya"ucapnya berfikir
"Nanti kelamaan nunggu.Ayo.Rumah kita kan searah"ajakku
Akhirnya ia mau pulang denganku.Ku tancap gas dan meluncur dengan Rena.
"makasih Do"ucap Rena setelah turun dari motorku
"eits,tunggu Ren"cegahku.Ia pun berbalik menghampiriku
"iya Do"balasnya
"emm..boleh minta nomor hpnya"tanyaku
"boleh kok"ucapnya dan mulai membacakan nomor hpnya
"makasih"ucapku
Ia pun tersenyum dan mulai hilang dari pandanganku.
Ku rasa aku kembali mengagumi gadis itu.Ya,Rena Tyana Putri.Entah mengapa aku selalu teringat tentangnya.Masa SMP kita dulu.
Drtt....
"Edo,kamu bisa ajari aku akutansi.Ada yang tidak aku mengerti"bunyi pesan singkat dari Rena.
"Tentu.Aku akan kesana.Tunggu ya"balasku dan bergegas ke rumahnya.
Drttt...Handphoneku bergetar lagi
"Edo,bisa buatin aku puisi nggak"bunyi pesan singkat dari Ajeng.
Aduh,gimana ya.Aku tak ingin kehilangan kesempatan dekat dengan Rena.Tapi,aku juga ingin membantu Ajeng.

"maaf Jeng,aku ada acara dengan keluargaku"balasku
"oh,yasudah.makasih"balasnya
"maaf ya sayang"
"iya aku ngerti kok :-)"
Aku pun segera meluncur ke rumah Rena.
"Makasih Do,udah mau ngajarin aku"ucapnya
"Sama-sama"balasku
"Oh ya,gimana hubungan kamu sama Rangga"tanyaku iseng.
Ia hanya tertawa kecil.
"itu kan masa SMP aku Do,ngapain diingetin lagi"balasnya
"maksud kamu"tanyaku penasaran.
"aku sama Rangga udah putus waktu hari kelulusan"ucapnya mantap
"lantas sekarang sama siapa"tanyaku ingin tau
"aku masih sendiri kok"balas Rena
"kesempatan,eh"batinku
"Em...besok kan minggu, jalan-jalan yuk"ajakku
"Kemana"tanyanya
"kemana aja terserah deh"balasku
"em..boleh deh"ucapnya menerima tawaranku.
"ok,besok aku jemput ya.Bye"ucapku berpamitan pulang.
Ku lihat layar ponselku.5 pesan belum aku buka.
Ya ampun,Ajeng.Segera aku lihat isi pesannya
19.45
"Edo,besok ke danau yuk"
20.30
"Do,kok nggak dibalas"
21.15
"Edo,kenapa nggak dibalas.Kamu marah"
21.42
"Edo,kamu sudah tidur ya"
22.13
"maaf sudah ganggu,met tidur :-)"
Aduh,kasihan Ajeng.Apa ia sudah tidur.Ku kirim satu pesan padanya
"maaf Jeng.Tadi hpku ketinggalan.Jadi aku nggak balas pesan kamu"SEND.
Oh Tuhan.Aku merasa bersalah pada Ajeng.Maafkan aku Ajeng,aku berniat menduakanmu.Aku nggak bisa musnahkan bayangan Rena selama ini.Maafkan aku,aku salah.Semoga kau tidak pernah tau hal ini.
Ia mungkin sudah tidur.Pesanku pun tak ia balas.
"Makasih Do,udah ngajak jalan-jalan"ucap Rena
"iya,ee..aku boleh bicara sesuatu"ucapku ragu
"iya"balasnya
"ee...mungkin ini terlalu cepat.Tapi harus aku akui,aku mengagumimu sejak SMP Ren,dan sekarang rasa kagumku berubah menjadi.."ku hentikan perkataanku.Apa ia tau kalau aku sudah dengan Ajeng?
"apa Do"tanyanya
"emm..aku cinta kamu"ucapku spontan.
Ia terdiam dan mengalihkan pandangannya pada ombak-ombak dilautan.Ku tunggu jawaban darinya.Ada rasa bersalah pada Ajeng.Maaf Ajeng.Sekali lagi maaf
"Rena,apa kamu mau terima cintaku"ucapku sembari memegangi tangannya.Ia agak terkejut dan berfikir sejenak.
"aku tidak yakin Do,kamu bisa setia atau tidak"ucapannya membuatku terkejut.Ajeng,apa ia bicara tentang Ajeng?
"a..aku pasti bisa setia Ren"balasku
"kamu mungkin nggak tau,aku paling benci ada orang yang tega mendua.Makanya sampai saat ini aku masih saja sendiri.Karena yang mendekatiku,itu ternyata sudah ada yang lain"ucapnya
Ya Tuhan,kenapa aku jadi merasa bersalah juga pada Rena.
"Re..Rena,kamu kenal aku mulai dari kita SMP dulu.Apa kamu tidak percaya denganku.Aku janji akan selalu setia sama kamu"ucapku
Ia pun menatapku agak lama.Tatapannya bisa membuat siapapun luluh padanya.
"baiklah Do.Aku pegang janjimu itu"ucapnya dan tersenyum ke arahku.
Hari ini tepat 2 bulan jadianku dengan Rena.Ku rasa Ajeng tidak mengetahuinya.Aku berhati-hati membagi waktuku antara Rena dan Ajeng.
"Edo..."sapa Ajeng memasuki kelasku
"Iya sayang"balasku
"Nanti belajar bareng yuk"ajaknya
Ketika iti juga Rena menghapiriku
"Edo,mau ke kantin"tawarnya.Ia pun tersenyum ke arah Ajeng.
Aduh!Bagaimana ini.Ku lihat Ajeng.Tatapannya menjadi sendu.Entah apa yang ia pikirkan.
"aku nggak lapar Ren.Kamu sendirian nggak apa-apa"ucapku
"oh,yasudah.Aku pergi dulu ya" balas Rena dan berlalu.Ajeng masih terpaku pada tempatnya.
"kenapa Jeng"tanyaku
"oh,nggak.Aku ke kelas dulu ya"ucapnya dan berlarian menuju kelasnya.
Iseng ku buka akun facebookku.Ku lihat siapa yang ulang tahun hari ini.
Ya Tuhan.Ajeng ulang tahun hari ini dan aku lupa akan hal itu.Uh,ia pasti kecewa padaku.Ku lihat-lihat lagi.Rena juga ulang tahun hari ini.Dua orang yang ku sayang berulang tahun di hari yang sama.Damn!bagaimana ini.
"Ren,nanti malam dinner yuk.Jam 7 aku jemput ya"bunyi pesan singkatku
"Ajeng,nanti ke taman seperti biasa ya jam setengah 8.Aku tunggu lo"pesanku pada Ajeng.
Aku bergegas mencari hadiah untuk mereka berdua.
Boneka untuk Rena,dan cincin untuk Ajeng.Ku harap mereka menyukainya.
"Makasih Do"ucap Rena seraya meraih boneka itu.
Kami pun menghabiskan malam ini dengan makan malam bersama.Aku teringat Ajeng.Bagaimana dia.Tak mungkin aku pergi saja.Rena pasti curiga.
"Ajeng,maaf aku nggak bisa datang.Kamu pulang saja ya"SEND.
Pasti ia sudah berada disana.Ku lirih jam tanganku.20.10.Ia pasti sudah lama disana.Tak ada balasan dari Ajeng Mungkin ia marah.
"Udah malam Do.Lagipula udah gerimis.Pulang yuk"ajak Rena.Memang langit tengah menitikkan air matanya.
Ku lihat segerombolan orang melihat sesuatu diseberang sana.Entah kenapa.
"pak,ada apa ya"tanya Rena pada orang yang lewat
"Itu neng.Ada yang tertabrak tadi"balas orang itu.
Aku pun tak peduli.Segera ku ajak Rena pulang karena mungkin sebentar lagi hujan deras.
"Edo,aku ingin bicara sesuatu"ucap Rena saat memasuki rumahku
"Apa Ren"tanyaku
Ku persilahkan ia duduk disebelahku.
"Aku nggak bisa lagi seperti ini"ucapnya dan mengembalikan boneka yang ku beri tadi malam.
"maksud kamu"tanyaku keheranan.
"Maaf Do,aku nggak bisa mencintai kamu"ucapnya
Sontak aku terkejut.Marah,kecewa,dan sakit ku rasakan.Aku terdiam cukup lama.
"Maafkan aku,aku nggak bisa mencintai kamu sepenuhnya.Selama ini aku menyimpan rasa dengan Ramon"pernyataannya membuatku sesak.Bagaimana mungkin ia berlaku seperti itu.
"ku harap kamu bisa mengerti"ucapnya dan bangkit dari duduknya.Ia pun menuju ke depan.Aku mengikutinya.Aku hanya bisa diam dan diam.Ajeng,setelah aku berlaku seperti itu pada Ajeng hanya untukmu Rena,ini balasanmu,jeritku dalam hati.
Kulihat ia menaiki sebuah mobil.Itu pasti mobil Ramon.Pria terkeren di sekolah kami.Sial kau Rena!Kau yang memintaku setia.Tapi kau sendiri begini.Apa ini yang disebut karma.
Ajeng!
Aku bergegas ke rumahnya untuk meminta maaf.Ku lajukan motorku dengan cepat.
"ini yang polisi temukan nak"ucap ibu Ajeng menyodorkan sebuah diary.Itu diary Ajeng.Ku buka perlahan diary itu.Fotoku dan Ajeng terpampang dihalaman pertama.Ku buka lembar demi lembar dan membaca goresan pena Ajeng.
12 Oktober,
Aku seneng banget.Memiliki Edo di dunia ini.Ku harap kita akan bersama selamanya.Ia beda dari yang lain.Ia menerimaku apa adanya.Meski penampilanku bisa dikatakan culun.Aku sangat salut padanya.Aku berharap kita bisa bersama sampai maut yang kan memisahkan kita nanti.Edo,you are my love.
14 oktober,
Aku senang masih bersama Edo sampai saat ini.Tapi,entah mengapa aku cemburu saat ia dekat dengan Rena.Aku melihatnya sendiri,saat ku dapat kabar bahwa eskul yang ku ikuti diliburkan.Ku coba hampiri Edo,yang mungkin masih berada diparkiran.Tak jauh dari aku berdiri,ku lihat Rena naik ke motor Edo.Ku tepis pikiranku tentang mereka berdua.Mungkin memang tidak sengaja bertemu.Rumah mereka kan searah.Aku pulang dengan langkah gontai.Tapi,aku nggak boleh menuduh yang bukan-bukan pada Edo dan Rena.
Mereka kan hanya teman.
15 oktober,
Aku sebenarnya ingin ke rumah Edo.Dengan alasan ingin dibuatkan puisi,aku tunggu ia di depan toko seberang rumahnya.Ku hubungi dia,tapi ia bilang ada acara keluarga.Yasudah,aku bergegas ingin pulang.Tapi,ku lihat Edo keluar rumah dengan motornya.Ku kira ia mengerjaiku.Aku coba memanggilnya,namun ia malah pergi.Aku ikuti Edo.Kurasa ia berbohong padaku.Ia bukan ada acara keluarga,melainkan ke rumah Rena.Untuk apa dia ?Tak terasa air mataku jatuh.Ku putuskan kembali ke rumah.Ku kirim pesan padanya.Tapi,ia tak membalas.Mungkin tengah asyik dengan Rena.Ku tunggu balasannya sampai jam 10,masih belum ada balasan.Edo,kamu kenapa seperti ini ?
23 November
Aku tak dapat berbuat apa-apa lagi.Aku sayang Edo,dan tak ingin kehilangannya.Tapi, apa benar yang aku dengar dari temanku.Edo dan Rena telah jadian.Sungguh,aku tak dapat menahan air mata ini.Edo,kenapa kamu tega ?!Aku salah apa ?!Aku akui Rena jauh lebih cantik daripadaku.Tapi apa salahku,kau tega melakukan ini.Ku pendam sakit ini.Aku tak ingin kehilangan Edo,tapi aku juga tak ingin terus-terusan tersiksa seperti ini.
17 Desember,
Aku benar-benar hancur.Aku masih saja setia,sedang Edo tengah mendua dengan Rena.Ku rasa Edo tak tau kalau aku menderita selama ini.Ku coba ke kelasnya dan mengajaknya belajar bareng agar aku dapat menarik perhatiannya lagi.Tapi kenapa Rena juga menghampiri Edo.Edo,kamu nggak tau kan,aku sudah tau hubungan kamu dengan Rena.Aku ingin menangis rasanya.Tapi,aku tak ingin Edo mengetahuinya.Segera ku langkahkan kakiku dan berlari sekuat mungkin dari hadapannya.
19 Desember,
Ku rasa Edo sudah lupa dengan hari ulang tahunku.Tapi,entah mengapa ia mengajakku untuk ke taman malam ini.Ku turuti permintaanya.Aku sampai duluan disini.Ia belum ada.Mungkin aku terlalu bersemangat mengharap kejutan dari Edo.
Lama ku tunggu Edo.Ia tak juga muncul.Ku coba hubungi dia.Sial!handphoneku ketinggalan.Bagaimana cara menghubunginya.Sudah lewat jam 8,aku masih menunggunya.
1 jam aku masih menunggu hingga hujan hampir turun.Ku putuskan untuk pulang.
Tapi,apa yang ku lihat.Edo dan Rena tengah berduaan di sebuah cafe.Air mataku kembali menetes.Jadi,ini kejutan dari Edo?Membiarkanku menunggunya hanya untuk ini.Ku tuliskan goresan ini dengan air mata berderai.Mungkin ia tak sadar akan keberadaanku disini.Tepat diseberang cafe itu.Aku tak sanggup melihat mereka.Sungguh tak sanggup.
Ajeng!!!!pekikku dalam hati
Tak dapat ku tahan air mataku.Aku merasa sangat berdosa padanya hanya karena seorang Rena.Ajeng maafkan aku.
"sudahlah nak,semua sudah terjadi"ucap ibu Ajeng sembari menguatkan aku.
"ini salahku bu,ini salahku"isakku.
"Ini sudah takdir.Ajeng mungkin juga kurang hati-hati sehingga ia tertabrak"ucap ibu Ajeng membelaku
"tidak bu.Ajeng tidak salah.Kalau saja aku tau waktu itu Ajeng yang tertabrak,pasti aku langsung menolongnya.Bukan malah meninggalkannya"ucapku
Jadi,yang dimaksud bapak-bapak waktu itu Ajeng.Aku bodoh,kenapa aku tidak melihat dulu.Andai aku tau,kan ku korbankan seluruh jiwa dan ragaku untuk menolongnya.Aku  menyesal.Sungguh menyesal.
Ku pandangi sesosok perempuan terbaring tak berdaya.Seluruh tubuhnya terselimuti kain putih.Ayat-ayat suci Al-Qur'an terdengar disetiap penjuru ruangan.Ku buka kain putih yang menutupi mukanya.
Wajah yang tidak asing bagiku.Begitu pucat,namun senyumnya masih terlihat seperti dulu.
"Ajeng,maafkan aku.Aku bodoh ngelakuin hal ini.Maafkan aku Ajeng.Tolong,buka matamu.Kita bisa kan ulangi dari awal.Ajeng aku mohon jangan pergi.Aku nggak sanggup seperti ini.Aku sayang kamu Ajeng.Ku mohon buka matamu dan lekaslah kembali ke pelukanku...Ajenggg!!!!!!!!"